BAGIKAN

Selama berabad-abad, dokter dan pemberi perawatan telah mendengarkan berbagai jenis batuk dalam mencari petunjuk untuk membantu mendiagnosis penyakit yang mendasarinya.

Batuk adalah suatu alat diagnostik yang berharga, tetapi bagaimana Anda tahu jika Anda menderita batuk yang relatif tidak berbahaya, batuk coronavirus, atau sesuatu yang beda sama sekali?

Batuk yang sesekali bisa menyehatkan, tetapi batuk yang berlangsung selama berminggu-minggu, menghasilkan lendir berdarah, menyebabkan perubahan warna dahak atau disertai dengan demam, pusing atau kelelahan mungkin merupakan sebuah pertanda bahwa Anda perlu berobat ke dokter.

Pertanyaan batuk

Jika Anda berobat ke dokter untuk mengeluhkan batuk Anda, ia ingin tahu:

  • sudah berapa lama batuk berlangsung? Berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan?
  • Kapan batuknya paling parah? Malam, pagi, sebentar-sebentar sepanjang hari?
  • Bagaimana batuknya? Kering, basah, menggonggong, tersendat-sendat, keras, atau lembut?
  • apakah batuk menimbulkan gejala seperti muntah, pusing, sulit tidur atau hal lainnya?
  • seberapa parah batuknya? Apakah itu mengganggu kegiatan sehari-hari, membuat lemas, menjengkelkan, tiada henti, berselang-seling?

Batuk COVID-19: kering, tiada henti dan membuat Anda sesak napas

Gejala COVID-19 yang paling menonjol adalah demam dan kelelahan, dan Anda mungkin merasakan pilek atau flu. Batuk muncul pada sekitar setengah dari pasien yang terinfeksi.




Mengingat COVID-19 mengiritasi jaringan paru-paru, batuknya kering dan tiada henti. Ini disertai dengan sesak napas dan nyeri otot.

Selama penyakitnya berlangsung, jaringan paru-paru dipenuhi oleh cairan dan Anda mungkin merasakan sesak nafas saat tubuh berjuang untuk mendapatkan oksigen yang cukup.

Basah dan dahak atau kering dan tiada henti?

Batuk basah memunculkan dahak dari saluran pernapasan bagian bawah (paru-paru dan saluran udara bagian bawah, berlawanan dengan hidung dan tenggorokan) ke dalam mulut.

Bunyi “basah” disebabkan oleh cairan di saluran udara dan dapat disertai dengan bunyi mengi saat bernafas. Saluran udara yang lebih rendah memiliki lebih banyak kelenjar sekretori daripada tenggorokan Anda, itulah sebabnya infeksi saluran pernapasan bagian bawah menyebabkan batuk basah.

Batuk kering tidak menghasilkan dahak. Biasanya dimulai di bagian belakang tenggorokan dan menghasilkan suara menggonggong atau kasar. Batuk kering tidak membersihkan saluran udara Anda sehingga penderitanya sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak melegakan.

Infeksi hidung dan tenggorokan menyebabkan iritasi pada area-area tersebut dan menghasilkan batuk kering yang meradang dengan sakit tenggorokan. Batuk jenis ini sering terlihat pada flu atau pilek.

Terkadang batuk bisa mulai kering tetapi akhirnya menjadi basah.

Sebagai contoh, pneumonia infeksi paru-paru sering dimulai dengan batuk kering yang kadang-kadang menyakitkan dan dapat menyebabkan sesak napas yang progresif. Ketika infeksi berlanjut, kantung udara paru-paru (alveoli) bisa terisi oleh sekresi peradangan seperti cairan jaringan paru-paru dan darah, dan kemudian batuk akan menjadi basah. Pada tahap ini, dahak menjadi berbusa dan berwarna darah.

Bagaimana dengan batuk rejan?

Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri yang memengaruhi sel-sel di saluran udara dan menyebabkan iritasi dan sekresi.




Gejala-gejalanya termasuk batuk yang berakhir dengan suara keras, “menghirup” yang sering terdengar seperti “teriakan” yang panjang dan membuat Anda terengah-engah. Lendir sering dikeluarkan.

Batuk yang berkepanjangan dan kuat, dapat merusak saluran udara Anda, atau menyebabkan patah tulang rusuk atau kerusakan otot – jadi penting untuk mengetahui kapan bantuan medis diperlukan.

Jadi, apa pun bentuk batuk Anda, awasi dan temui dokter (baik secara langsung atau melalui perjanjian telehealth) jika batuknya tidak hilang atau bertambah parah.


Maja Husaric, Lecturer, Victoria University and Vasso Apostolopoulos, Adjunct Professor and Sessional Academic, Victoria University.

The Conversation