BAGIKAN
🇨🇭 Claudio Schwarz | @purzlbaum on Unsplash

Para peneliti yang telah melaporkan hasil penelitiannya di ACS Nano, menunjukkan bahwa kombinasi antara kain katun dengan sutera alam atau dengan sifon, secara efektif dapat menyaring partikel aerosol.

Pentingnya penggunaan masker dalam mencegah penyebaran COVID-19 membuat permintaan masker menjadi melonjak. Hal ini memicu berbagai inisiatif untuk memproduksi masker skala home industri. Namun, seberapa besar keampuhannya dalam mencegah virus, hanya masker bedah dan N95 yang mendapatkan rekomendasi resmi. Itupun lebih diutamakan penggunaannya untuk para tenaga medis yang sangat rentan untuk tertular.

SARS-CoV-2, virus corona baru yang menyebabkan COVID-19, diperkirakan menyebar terutama melalui tetesan pernapasan yang disebut droplet. Ketika orang yang telah terinfeksi kemudian batuk, bersin, berbicara atau bernafas.




Tetesan ini terbentuk dalam berbagai ukuran, tetapi yang terkecil, disebut aerosol, dengan mudah dapat menyelinap di antara celah-celah dari serat kain tertentu, membuat beberapa orang mempertanyakan apakah masker kain benar-benar dapat membantu mencegah penyakit.

Oleh karena itu, Supratik Guha dari University of Chicago dan rekannya ingin mempelajari keampuhan dari kain biasa, atau digabungkan dengan bahan lainnya, untuk menyaring aerosol yang sebanding dengan ukuran dari droplet.

Para peneliti menggunakan ruang pencampuran aerosol untuk menghasilkan partikel dengan diameter mulai dari 10 nm (0.000001 cm) hingga 6 μm (0.0006 cm).

Sebuah kipas menghembuskan aerosol pada berbagai sampel kain dengan kecepatan aliran udara yang sesuai dengan pernapasan seseorang saat sedang istirahat. Kemudian tim peneliti mengukur jumlah dan ukuran partikel di udara sebelum dan sesudah melewati kain.




Satu lapisan kain katun yang diikat rapat dikombinasikan dengan dua lapis sifon poliester-spandex – kain tipis yang sering digunakan dalam gaun malam – menyaring partikel aerosol yang paling banyak (80-99%, tergantung pada ukuran partikel), sehingga bisa dikatakan kinerjanya mendekati dari bahan masker N95. Sebagai pengganti kain sifon, bahan yang dapat digunakan adalah sutra alami atau kain flanel. Atau, bisa juga menggunakan kain katun yang dibungkus oleh bahan katun poliester.

Para peneliti menunjukkan bahwa kain tenunan yang rapat, seperti katun, dapat bertindak sebagai penghalang mekanis terhadap partikel, sedangkan kain yang menahan muatan statis, seperti bahan dari jenis sifon dan sutra alami, berfungsi sebagai penghalang elektrostatik. Namun, celah 1% mengurangi efisiensi penyaringan semua masker hingga setengahnya atau bahkan lebih. Hal ini menekankan bahwa betapa pentingnya penggunaan masker yang tepat.