BAGIKAN
(Christoph Gerigk/Franck Goddio/Hilti Foundation)

Para arekolog telah menemukan sebuah kapal kuno yang tenggelam di kedalaman sungai Nil yang diperkirakan usianya mencapai 2.469 tahun. Selama berabad-abad, para ahli telah memperdebatkan pendapatnya karena tidak ada bukti arkeologis bahwa kapal seperti yang telah ditemukan pernah ada. Sekarang, bangkai kapal yang masih sangat terawat yang ditemukan di sekitar perairan kota pelabuhan Thonis-Heracleion ini mengungkapkan seberapa akurat para sejarawan itu, menurut The Guardian.

Dalam Historia, sebuah mahakarya dari sejarawan kuno Herodotus di 450 SM, yang merupakan catatan “penyelidikan”-nya tentang sejarah Perang Yunani-Persia, ia menulis tentang sebuah kapal istimewa yang terdapat di Sungai Nil. Dua puluh tiga baris dari Historia-nya, dikhususkan berupa deskripsi rumit tentang konstruksi sebuah kapal-baris yang disebut sebagai Kapal 17.

Menurut penggambarannya, kapal itu dibuat seperti susunan batu bata yang terbuat dari kayu yang dipotong-potong, dilapisi dengan papirus (tanaman air untuk bahan kertas), dan dengan kemudinya yang menembus melewati sebuah lubang pada kerangkanya. Sistem kemudi seperti ini telah diketahui merupakan representasi dan model dari kapal selama periode Firaun, tetapi para arkeologis tidak memiliki bukti yang kuat untuk menunjukkan keberadaannya sampai sekarang.

Sistem kemudi serupa, dari relief Deir el-Gebrâwi, c.2325-2155 SM. (Davies, N. de G., 1901-1902)

Meskipun sudah berada di kedalaman air selama setidaknya 2.000 tahun, Kapal 17 telah terawetkan dengan sangat luar biasa di mana 70 persen dari lambung kapalnya yang berbentuk bulan sabit telah tersingkap oleh para arkeolog.

“Baru setelah kami menemukan bangkai kapal ini kami menyadari bahwa Herodotus benar,” kata arkeolog Damian Robinson dari The Oxford Centre for Maritime Archaeology kepada The Guardian.

Para peneliti telah menjelajahi lebih dari 70 kapal karam, menemukan berbagai artefak yang tak terhitung jumlahnya sehingga mengungkapkan tentang sebuah pusat perdagangan kuno dan budayanya dengan detail yang menakjubkan. Kapal tersebut menampilkan beberapa elemen yang mirip dengan apa yang telah dicatat oleh Herodotus dalam Historia.

“Sambungan dari papan Kapal 17 diatur secara bergantian dengan cara yang memberikan penampilan seperti susunan batu bata, sebagaimana yang dijelaskan oleh Herodotus,” tulis arkeolog Alexander Belov dari Pusat Egyptological Studi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada sebuah makalah di tahun 2013.

Ada beberapa ketidakkonsistenan – kapal yang digambarkan Herodotus memiliki sambungan yang lebih pendek, yang bertindak seperti tulang rusuk yang menyatukan lambung papan akasia; dan kapal-baris Herodotus tidak memiliki bingkai penguat, di mana Kapal 17 memilikinya.

Kedua hal ini dapat dijelaskan jika Kapal 17, sekitar 27 meter panjangnya, lebih besar dari kapal-baris Herodotus.

“Herodotus menggambarkan kapal-kapal itu memiliki tulang rusuk internal yang panjang. Tidak ada yang benar-benar tahu apa maksudnya… Struktur itu tidak pernah ditemukan secara arkeologis sebelumnya,” kata Robinson .

(Belov, IJNA, 2013)

“Lalu kami menemukan bentuk konstruksi di kapal khusus ini dan itu benar-benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Herodotus.”

Dan, tentu saja, ada kemudi yang sangat bagus, yang dipasang melalui dua buah lubang di buritan. Ditempatkan pada salah satu di antara kedua lubang itu, lubang-lubang ini tampaknya memungkinkan dalam mengemudikan dengan lebih baik tergantung apakah kapal diisi dengan muatan.

Menurut temuan terperinci ini, para peneliti percaya bahwa Kapal 17 sangat mirip dengan deskripsi Herodotus sehingga bisa dibuat di galangan yang sama.

Penjelajahan Belov atas konstruksi kapal telah dipublikasikan dalam monograf oleh Oxford Centre for Maritime Archaeology,  Ship 17: a baris from Thonis-Heracleion.