BAGIKAN
Daiju Azuma/Wikimedia Commons/CC BY 2.5)

Kedalaman Challenger adalah tempat terdalam samudera yang pernah diketahui yang mencapai kedalaman 11.000 meter – tekanannya bisa mencapai 1093 atm, terletak di Palung Mariana. Semakin dalam dari permukaan laut, semakin tinggi tekanannya, diiringi dengan temperatur yang sangat rendah sehingga tempat ini merupakan lingkungan yang sangat ekstrem bagi kehidupan.

Selain organisme bersel satu, tak banyak fauna yang telah diketahui tinggal di tempat ini. Namun, baru saja para ilmuwan menemukan sejenis udang yang sanggup mengembangkan mekanisme pertahananya dengan memiliki cangkang keras berbahan alumunium.

Cangkang keras yang dimiliki krustasea (udang-udangan) yang dikenal dengan nama Hirondellea gigas ini mampu melindungi tubuhnya dari tekanan tinggi dan suhu air yang membeku, juga dari predator yang dapat melahapnya.


Para peneliti menganalisa kandungan bahan kimia penyusun cangkang yang dikenal dengan eksosekeleton dari H. gigas dan menemukan unsur aluminium yang menyebar di seluruh permukaan cangkang dan sejumlah besar kalsium.

Menariknya, kehadiran aluminium di permukaan eksoskeleton (cangkang atau tulang luar) bukanlah hasil akumulasi sederhana. Kandungan aluminium memang sangat jarang terdapat pada air laut namun melimpah pada sedimen dasar laut.

Jadi, hewan kecil ini melapisi pakaiannya dengan mengekstrak sedimen yang kaya akan logam dari dasar lautan dan mencampurkannya dengan bahan kimia – asam glukonat – yang terdapat pada ususnya untuk membuat aluminium hidroksida berbentuk gel yang dapat dijadikan sebagai pelindung.

Dalam studi ini, para peneliti menunjukkan bahwa H . gigas  memperoleh asam glukonat dari glukosa yang terdapat pada sisa-sisa tumbuhan yang terkubur dalam sedimen. Sehingga hewan ini memiliki kemampuan untuk mengambil sumber daya aluminium dan agen ekstraksi aluminium dari sedimen.

Kemudian ada reaksi kimia kedua ketika ion-ion hasil reaksi dilepaskan dari dalam perutnya ke dalam air. “Ion-ion aluminium yang diekstraksi diubah bentuknya menjadi gel aluminium hidroksida dalam air laut alkali, dan gel ini menutupi tubuh untuk melindungi amphipoda tersebut,” tulis para peneliti dari Universitas Toyo.

Studi ini juga memberi kita sedikit lebih banyak wawasan tentang bagaimana ekosistem bekerja pada kedalaman bawah laut yang sangat baik di mana memiliki tekanan tinggi dan suhu yang sangat dingin.

Semua jenis organisme aneh dan menakjubkan ada di kedalaman, dan kita hanya menemukan apa yang memungkinkan mereka hidup dan berkembang di beberapa lingkungan yang paling tidak bersahabat di Bumi.



Setidaknya ketika sampai pada amphipoda H. gigas, kita sekarang tahu lebih banyak tentang teknik bertahan hidup mereka yang cerdas dan mengagumkan.

Seberapa ekstrem tekanan di tempat terdalam Palung Mariana ini? Mungkin setara dengan penderitaan yang harus ditanggung oleh seseorang dengan 50 buah jumbo jet yang menumpuk di atas tubuhnya – 8 ton per inci persegi.

“Gel aluminium dan berbagai komponen organik lainnya akan bertindak sebagai perisai terhadap tekanan tinggi dan menjaga kalsit yang terdapat pada eksoskeleton untuk memungkinkan H. gigas bertahan hidup di dasar lautan terdalam,” para peneliti menyimpulkan .