BAGIKAN

BIOSKOP Majestic merupakan bangunan karya Prof. C.P. Wolff Schoemaker yang telah berdiri sejak tahun 1925. Bioskop yang terletak di Jalan Braga ini didirikan untuk mengiringi kawasan Braga sebagai pusat belanja elite Eropa pada pertengahan 1920-an. Saat itu, tak lengkap rasanya jika pusat belanja tak dibarengi dengan tempat hiburan. Saat itu pula, bioskop merupakan tempat hiburan paling populer di kalangan meneer-meneer Belanda. Awal berdiri, Concordia Bioscoop dipilih \sebagai nama bioskop tersebut.Technisch Bureau Soenda menjadi biro arsitek yang bertanggung jawab dalam pembangunan bioskop ini. Dalam rancangannya, Schoemaker menggunakan aliran Indo Europeeschen Architectuur Stijl, sebuah aliran yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur tradisional dengan teknik konstruksi modern dari barat. Ini terlihat dari seni ukiran dan ornamen barong yang terpampang di depan bangunan. Bangunannya sendiri mengandung garis-garis vertikal dan horizontal. Namun, ciri yang paling menonjol dari gedung ini adalah bentuknya yang seperti kaleng biskuit. Sampai-sampai, masyarakat pribumi pun sempat menjuluki bioskop ini sebagai blikken trommel, yang dalam bahasa Belanda berarti kaleng timah, atau disebut juga kaleng biskuit.

Ada yang unik dalam pemutaran film-film di bioskop Majestic saat awal pendiriannya. Pihak bioskop menyediakan orkes mini juga seorang komentator untuk mengiringi film-film bisu kala itu. Promosi film pun dilakukan dengan menggunakan kereta kuda yang berkeliling kota sambil membawa poster film dan  membagi-bagikan selebaran. Belum lagi tata cara (etiket) saat menonton, yang saat itu mengharuskan penonton berpakaian rapi. Tempat duduk pun diatur agar penonton pria dan wanita dipisahkan dalam deretan berbeda. Meskipun begitu, Bioskop Majestic menjadi saksi sebagai bioskop yang menayangkan film pertama karya pribumi di akhir tahun 1926 yang berjudul ”Loetoeng Kasaroeng”.

Bioskop Majestic pun sempat beberapa kali berganti nama juga fungsi. Bioskop Majestic pernah berganti nama menjadi Oriental Bioskop dan Bioskop Dewi saat lepas dari Concordia Bioscoop. Sebagai bioskop yang cukup populer, Majestic mengalami kejayaan hingga kemerdekaan. Semakin bersinar di tahun 1970-an, seiring dengan bermunculannya film Indonesia. Namun dekake 1980-an Majestic meredup karena mulai menjamurnya cineplex atau bioskop modern. Apalagi, setelah itu hanya film-film panas saja yang ditayangkan di Majestic. Maka tumbanglah riwayat Majestic sebagai bioskop.

Pada 2002 Majestic direvitalisasi menjadi gedung pertemuan dan berganti nama menjadi Asia Afrika Cultural Centre (AACC). Tak lagi difungsikan sebagai bioskop, gedung ini diperuntukkan bagi para seniman untuk menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya. Setelah lebih dari delapan puluh tahun berdiri, Majestic kini masih berdiri tegak dengan nama dan semangat barunya sejak 2010, yakni New Majestic.