BAGIKAN

Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan tidak dapat diimbangi oleh kebugaran aerobik yang tinggi, menurut penelitian baru. Hal ini bertentangan dengan gagasan bahwa kebugaran aerobik dapat mengimbangi dampak kesehatan obesitas.

Obesitas meningkatkan risiko sejumlah kondisi serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan stroke. Salah satu penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Orang yang secara fisik tidak aktif kurang banyak membakar kalori yang diambil dari makanan dan minuman dibandingkan orang yang berolahraga secara teratur.

Dapatkah orang yang gemuk sehat secara fisik? Beberapa studi sebelumnya mengatakan dapat. Orang gemuk yang berolahraga teratur dinilai berisiko lebih rendah untuk penyakit jantung dan kondisi lain dibandingkan orang gemuk yang tidak aktif berolahraga. Ternyata gagasan “gemuk tapi sehat” ini menyesatkan.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology menemukan bahwa laki-laki dari berat badan normal – terlepas dari tingkat kebugaran aerobiknya – memiliki risiko kematian lebih rendah dibandingkan laki-laki gemuk dengan kebugaran aerobik yang tinggi.

Peneliti Peter Nordström dari Departemen Kedokteran Komunitas dan Rehabilitasi, Pengobatan Geriatrik di Universitas Umeå di Swedia, dan rekannya menganalisis data 1.317.713 laki-laki dengan usia rata-rata 18. Untuk menilai kebugaran aerobik mereka, setiap peserta diminta untuk mengikuti tes sepeda, di mana mereka diminta untuk bersepeda sampai berhenti karena kelelahan.

Laki-laki dengan berat badan normal memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan laki-laki gemuk yang bugar. Selama masa tindak lanjut rata-rata 29 tahun, laki-laki yang berada di peringkat lima tertinggi dalam kebugaran aerobik ditemukan berisiko 48% lebih rendah untuk kematian dibandingkan dengan mereka yang berada di lima terendah, menurut para peneliti. Namun, pada analisis hasil berdasarkan status obesitas dan kebugaran, tim menemukan beberapa data yang mungkin menentang teori gemuk tapi bugar.

Meskipun kebugaran aerobik dikaitkan dengan penurunan angka kematian baik pada laki-laki dengan berat badan normal maupun gemuk, para peneliti menemukan manfaat kematian yang lebih rendah untuk laki-laki bugar dengan obesitas. Risiko kematian yang lebih rendah tidak teridentifikasi sama sekali pada laki-laki yang sangat gemuk dengan kebugaran aerobik tinggi. Selain itu, dibandingkan dengan laki-laki gemuk yang bugar, para peneliti menemukan laki-laki berberat badan normal dengan kebugaran aerobik rendah masih berisiko kematian 30% lebih rendah.

Meskipun penelitian ini hanya melibatkan peserta laki-laki, para peneliti percaya hasil mereka membantu membantah gagasan bahwa kebugaran aerobik dapat menghilangkan dampak kesehatan obesitas.