BAGIKAN
Salah satu lubang yang ditemukan di Lembah Vitor, Peru [Credit: Maria Cecilia Lozada]

Para arkeolog telah menemukan peninggalan sejarah berupa 27 lubang yang berusia hampir 1.500 tahun yang terdiri dari setidaknya 60 jenazah dan enam tengkorak. Temuan yang diperoleh dari penggalian situs di Lembah Vitor, Peru selatan yang dilakukan sejak 2012 hingga 2015.

Karena iklim yang gersang, beberapa sisa jenazah termumifikasi secara alami, tubuh mereka mampu terawetkan tanpa perlu dimumifikasi secara buatan.

Lubang-lubang tersebut masing-masing digali dengan kedalaman 3 hingga 4 meter, menurut tim penggalian. Diperkirakan berasal dari tahun 550 M, ketika belum terdapat sistem penulisan di Peru, orang-orang tersebut kemungkinan besar termasuk apa yang disebut oleh para arkeolog zaman modern sebagai budaya La Ramada, menurut Maria Cecilia Lozada, seorang rekan peneliti dan dosen antropologi di Universitas Chicago, yang memimpin tim penggalian kepada Livescience.

Orang-orang dari budaya La Ramada tinggal di Lembah Vitor dan lembah terdekat (salah satunya berisi situs arkeologi yang diberi nama budaya) dan berbagi kesamaan dalam artefak dan tekstil yang mereka gunakan dan bagaimana mereka dikubur saat sertelah kematian. “Kami melihat banyak kain tekstil yang indah dan berbulu” yang tampaknya terkait dengan budaya itu, terkubur bersama orang-orang ini, kata Lozada.

Setiap lubang berisi beberapa mayat berikut bayi-bayi yang dikubur di samping tubuh wanita dewasa, menunjukkan bahwa bayi-bayi itu mungkin telah dikubur bersama ibu mereka, kata para arkeolog.

Di dalam lubang pemakaman, para arkeolog juga menemukan tengkorak manusia, yang telah dipisahan dari tubuh setelah kematian.

Tengkorak telah ditemukan di situs lain di Peru dan mungkin merupakan kepala dari sosok musuh yang telah tewas dalam pertempuran, arkeolog mengatakan. Namun, Lozada percaya bahwa kepala yang ditemukan di lubang ini berasal dari orang-orang yang tinggal dari komunitas yang sama dan terbunuh dalam pertempuran di luar.

“Kepala-kepala itu mungkin bukan milik musuh, tapi bisa jadi kombatan dari kelompok yang sama,” kata Lozada. Mungkin, rekan mereka membawa kepala kembali dari medan perang sehingga mereka bisa dikubur bersama orang-orang dari komunitas mereka sendiri. Membawa seluruh kerangka kembali akan jauh lebih banyak pekerjaan dan menyulitkan, Lozada memperkirakan, meskipun itu hanya sebuah teori.

Beberapa arkeolog tidak setuju dengan interpretasi tengkorak tersebut, katanya. Tim Lozada berencana untuk menganalisis DNA dan isotop tertentu dari tengkorak, mumi dan kerangka. Analisis isotop dapat mengungkapkan petunjuk seiring manusia tumbuh. Para peneliti memperkirakan jika tes akan mengungkapkan bahwa tengkorak masih terkait dengan mumi dan kerangka.

Lozada dan anggota lain dari timnya telah mempresentasikan temuan mereka pada bulan April di pertemuan tahunan Society for American Archaeology di Washington, DC. Penelitian ini akan dipublikasikan di masa depan dalam sebuah jurnal ilmiah.