BAGIKAN
[Nikolabelopitov/Pixabay]

Para peneliti telah menggunakan logam cair untuk mengubah karbon dioksida menjadi batubara padatan kembali, dalam sebuah terobosan untuk pertama kalinya di dunia yang dapat mengubah pendekatan kita dalam upaya untuk menangkap dan menyimpan karbon.

Tim peneliti yang dipimpin oleh RMIT University di Melbourne, Australia, telah mengembangkan sebuah teknik terbaru yang secara efisien dapat mengubah CO2 dari gas menjadi partikel karbon padat.

Diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, penelitian ini menawarkan jalur alternatif untuk secara aman dan permanen mengurangi gas rumah kaca dari atmosfer kita.

Teknologi saat ini untuk penangkapan dan penyimpanan karbon berfokus pada pengompresian terhadap CO2 ke dalam bentuk cairan, mengangkutnya ke lokasi yang sesuai dan menyuntikkannya menuju kedalaman tanah.

Tetapi, pada implementasinya telah mendapatkan hambatan oleh berbagai tantangan teknik, permasalahan seputar kelayakan ekonomi dan masalah lingkungan terkait kemungkinan kebocoran dari lokasi penyimpanan tersebut.

Peneliti dari RMIT, Torben Daeneke mengatakan bahwa mengubah CO2 menjadi padatan bisa menjadi pendekatan yang lebih berkelanjutan.

“Meskipun kita tidak dapat secara harfiah mengubah waktu kembali, mengubah kembali karbon dioksida menjadi batubara dan menguburnya kembali di dalam tanah adalah seperti kembali memutar jam emisi,” kata Daeneke, anggota Australian Research Council.

“Sampai saat ini, CO2 telah diubah menjadi padatan hanya pada suhu yang sangat tinggi, sehingga tidak layak untuk dapat digunakan secara industri.

“Dengan menggunakan logam cair sebagai katalis, kami telah menunjukkan kemungkinan untuk mengubah gas menjadi karbon kembali pada suhu kamar, dalam sebuah proses yang efisien dan terukur.

“Sementara penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, ini adalah langkah pertama yang penting untuk menghasilkan penyimpanan karbon berupa padatan.”

Penulis utama, Dorna Esrafilzadeh, dari RMIT, mengembangkan sebuah teknik elektrokimia untuk menangkap dan mengubah CO2 di atmosfer menjadi karbon padat yang dapat disimpan.

Untuk mengkonversi CO2, para peneliti merancang katalis logam cair dengan sifat permukaan tertentu yang membuatnya sangat efisien dalam menghantarkan listrik dan mengaktifkan permukaan secara kimia.

Karbon dioksida dilarutkan dalam gelas kimia yang diisi dengan cairan elektrolit dan sejumlah kecil logam cair, yang kemudian diisi dengan arus listrik.

CO2 perlahan-lahan berubah menjadi serpihan karbon padat, yang secara alami terlepas dari permukaan logam cair, memungkinkan produksi berkelanjutan dari karbon padatan.

Esrafilzadeh mengatakan karbon yang dihasilkan juga dapat digunakan sebagai elektroda.

“Manfaat samping dari proses ini adalah karbon dapat menahan muatan listrik, menjadi super kapasitor, sehingga berpotensi digunakan sebagai komponen pada kendaraan masa depan.”

“Proses ini juga menghasilkan bahan bakar sintetis sebagai produk sampingan, yang juga bisa memiliki aplikasi industri.”