BAGIKAN
Credit: Instituto de Astrofísica de Canarias

Sekelompok peneliti dari Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC) telah mengklarifikasi sebuah misteri di tahun 2018 di bidang astrofisika ekstragalaksi, tentang keberadaan sebuah galaksi yang dianggap tanpa memiliki materi gelap.

Galaksi dan materi gelap berjalan beriringan; biasanya tidak akan menemukan satu tanpa yang lainnya. Pada saat para peneliti menemukan sebuah galaksi, yang dikenal sebagai NGC1052-DF2, yang hampir benar-benar tanpa materi, mereka terkejut.

Galaksi tanpa materi gelap tidak mungkin dipahami dalam kerangka teori pembentukan galaksi saat ini, karena peran materi gelap sangat mendasar dalam menyebabkan keruntuhan gas cikal bakal pembentukan bintang-bintang. Pada tahun 2018, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature mengumumkan penemuan sebuah galaksi yang tampaknya tidak memiliki materi gelap.

Sekarang, menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Socie ( MNRAS ), sekelompok peneliti dari Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC) telah memecahkan misteri ini melalui serangkaian pengamatan terhadap [KKS2000]04 (NGC1052-DF2).

Para peneliti, merasakan kebingungan karena semua parameter yang bergantung pada jarak galaksi adalah anomali, merevisi indikator jarak yang telah ada. Menggunakan lima metode independen untuk memperkirakan jarak objek, mereka menemukan bahwa semuanya bertepatan dalam satu kesimpulan: Galaksi tersebut jauh lebih dekat daripada nilai yang telah disajikan dalam penelitian sebelumnya.

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 29 Maret 2018, mengumpulkan data dari Gemini North dan WM Keck Observatories, baik di Maunakea, Hawai’i, Hubble Space Telescope, dan teleskop lain di seluruh dunia, menyatakan bahwa galaksi tersebut berjarak sekitar 64 juta tahun cahaya dari Bumi.

Namun, penelitian terbaru saat ini telah mengungkapkan bahwa jarak sebenarnya jauh lebih dekat, sekitar 42 juta tahun cahaya .

Berkat hasil terbaru ini, parameter galaksi yang disimpulkan dari jaraknya telah menjadi “normal,” dan sesuai dengan tren yang telah diamati yang dilacak oleh galaksi dengan karakteristik yang serupa.

Fakta paling relevan yang ditemukan melalui analisis terbaru terhadap jarak adalah bahwa massa total galaksi ini adalah sekitar setengah dari massa yang diperkirakan sebelumnya, tetapi massa bintang-bintangnya hanya sekitar seperempat dari massa yang diperkirakan sebelumnya. Ini menyiratkan bahwa sebagian besar massa total dipastikan terdiri dari materi gelap.

Hasil pekerjaan ini menunjukkan pentingnya dasar pengukuran yang benar terhadap jarak ekstragalaksi. Itu selalu menjadi salah satu tugas paling menantang dalam astrofisika — bagaimana mengukur jarak pada sebuah objek yang sangat jauh.