BAGIKAN
[Stephen Alvey/University of Michigan ]

Dalam sebuah studi inovatif, para peneliti telah berhasil mengembangkan sebuah metode yang dapat membawa kemajuan pesat dalam hal kecepatan dan efisiensi komputer dengan menggunakan mikroba virus.

Para peneliti yang berasal dari kolaborasi berbagai institusi termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Singapore University of Technology and Design (SUTD) telah mempublikasikan hasil pekerjaannya secara online di jurnal ACS Applied Nano Materials.

Studi ini menjelaskan bahwa cara utama untuk menambah kecepatan komputer adalah dengan melakukan pengurangan penundaan waktu milidetik yang biasanya berasal dari transfer dan penyimpanan informasi antara Random Access Memory (RAM) – cepat tetapi boros energi dan penyimpanannya bersifat sementara karena perlu pasokan listrik untuk menyimpan informasi-  dan hard drive – di mana bersifat permanen tetapi relatif lambat.

Mengganti sistem memori yang terdiri dari dua bagian menjadi satu yang meliputi semua jenis penyimpanan disebut sebagai memori perubahan fase yang akan mengurangi penundaan waktu menjadi sekitar sepuluh nanodetik.

Di sinilah fase perubahan memori menunjukkan kekuatannya. Memori perubahan fase dapat memiki kecepatan seperti chip RAM dan dapat berisi lebih banyak kapasitas penyimpanan daripada hard drive. Teknologi memori ini menggunakan bahan yang secara reversibel dapat beralih antara keadaan amorf dan kristal. Namun, hingga penelitian ini dilakukan, penggunaannya menghadapi kendala yang cukup besar.

Sebuah material tipe biner, misalnya, gallium antimonide, dapat digunakan untuk membuat versi yang lebih baik dari memori perubahan fase, tetapi penggunaan bahan ini dapat meningkatkan konsumsi listrik dan dapat mengalami kerusakan pada suhu sekitar 347 derajat Celcius. Oleh karena itu, sulit untuk menggunakan bahan tipe biner ke dalam sirkuit terpadu saat ini, karena dapat terurai pada suhu tipikal manufaktur, sekitar 397 derajat Celcius.

“Tim peneliti kami telah menemukan cara untuk mengatasi hambatan utama ini menggunakan teknologi kabel kecil,” kata  Desmond Loke dari SUTD.

Proses tradisional pembuatan tiny-wire dapat mencapai suhu sekitar 447 dearajat Celcius, panas yang menyebabkan material tipe biner terurai.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para peneliti kembali menunjukkan bahwa dengan menggunakan sejenis virus bakteriofag M13 suhu rendah sebuah konstruksi dari kabel kecil memori timah hitam-oksida dapat dicapai.

Virus bakteriofag M13 menarik potongan-potongan gallium antimonide bersama-sama ke dalam kabel kecil, sehingga menjaga suhu jauh lebih rendah, menurut penelitian.

“Kemungkinan ini mengarah pada penghapusan penyimpanan milidetik dan penundaan transfer yang diperlukan untuk mengembangkan komputasi modern,” menurut Loke. Mungkin sekarang kehadiran superkomputer super cepat yang lebih ringan tak akan lama lagi.