BAGIKAN
[flickr.com]

Badai Katrina, yang menghancurkan Pantai Teluk dan seluruh kota New Orleans, AS, pada musim panas 2005, telah merusak banyak peralatan rumah tangga, tetapi alat pendingin yang rusak, menjadi bagian dari masalah yang sama sekali berbeda.

Ketika badai Katrina memaksa orang-orang untuk mengungsikan rumah mereka, beberapa penduduk mengosongkan lemari es sebelum mereka dievakuasi. Tetapi, kebanyakan dari warga tidak sempat berpikir banyak bahkan untuk sekadar membuka lemari es dan mengamankan persediaan makanan yang berada di dalamnya. Mereka bahkan tidak tahu bahwa aliran listrik akan terputus selama berminggu-minggu.

Selama dalam kondisi tersebut, makanan-makanan tersebut tertahan di dalam lemari es yang sudah berubah menjadi lebih panas hingga 33 derajat celcius dan proses pembusukan pun tidak dapat dihindari.

Sayuran, buah-buahan, daging dan ikan semuanya membusuk berubah menjadi sampah yang berantakan, licin, menjijikkan penuh dengan belatung.

[Wikimedia]
Orang-orang yang kembali dan membuka kulkas mereka segera menyesali. Makanan itu menjadi sangat beracun sehingga mampu melelehkan plastik, logam menjadi berkarat, dan liner kulkas karet pun terlarut.

Bau itu tak tertahankan. Tersiar kabar dan banyak yang tidak berani untuk membuka kulkas sama sekali. Mereka menyegelnya dengan selotip dan mendorong kotak yang mengerikan keluar dari rumah mereka dan diparkir di trotoar.

Beberapa orang mencoba dan menyadari mustahil untuk sepenuhnya membersihkan lemari es tersebut. Bau itu tidak mau pergi sama sekali.

[Wikimedia]
Akhirnya, sekumpulan lemari es mulai muncul di jalanan seperti jamur setelah hujan, bahkan di beberapa bagian kota yang tidak terkena banjir. Bau kematian dan pembusukan yang luar biasa menyelimuti seluruh kota.

Tugas busuk membuang kulkas ini jatuh ke tangan pemerintah lokal, yang menugaskan kru khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Orang-orang ini dilatih dalam penanganan bahan berbahaya dan dipersenjatai dengan peralatan khusus dan jas hazmat.

Tetapi karena kerusakan menyebar di seluruh wilayah begitu luas sehingga operasi pembersihan pun membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk diselesaikan.

[flickr.com]
Teronggok tak berdaya di luar rumah, kulkas yang ditinggalkan mulai dibully dengan berbagai coretan grafiti dan segera menjadi platform untuk karya seni dan ekspresi pribadi. Seiring waktu berjalan, lemari pendingin ini mendapatkan temanya. Beberapa kulkas mulai dihiasi dengan hiasan Natal meriah dan berbagai ucapan.

[flickr.com]
Selama berbulan-bulan kulkas yang dicat dengan semprotan menjadi simbol di mana-mana pasca-Katrina New Orleans. Orang-orang mulai memotret kulkas Katrina, dan mengatur pameran yang menampilkan foto-foto ini. Bahkan, ada sebuah buku yang ditulis khusus bercerita tentang sekumpulan kulkas naas tersebut.

Akhirnya kulkas dibawa ke tempat sampah untuk didaur ulang. Sebanyak 150.000 lemari es dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Gentilly pada Desember 2005. Pada awal 2006, yang terakhir darinya telah lenyap.