BAGIKAN
(Credit: Engin Akyurt by Pexels)

Infodemik, sebuah istilah yang digunakan oleh para peneliti bagi berita palsu, rumor, dan berbagai teori konspirasi tentang pandemi COVID-19 yang menyebar dengan cepat secara global bagai virus corona itu sendiri. Berbagai informasi yang menyesatkan ini tersebar diantara teman, keluarga bahkan oleh orang-orang yang tidak dikenal. Yang mengkhawatirkan, sudah banyak orang yang menjadi jatuh sakit bahkan menemui kematian, bukan karena infeksi virus ini, tetapi karena termakan informasi menyesatkan tentang COVID-19.

Secara teori, infodemik bisa berkaitan dengan bermacam-macam isu. Dan yang menjadi trend saat ini dan menarik perhatian masyarakat luas adalah tentang COVID-19. Dan kondisi ini menimbulkan masalah tersendiri yang cukup berpotensi membahayakan masyarakat awam dan akan semakin memperburuk situasi krisis virus corona ini.

Sebuah tim internasional yang terdiri dari peneliti penyakit-penyakit infeksi, melakukan penelitian dengan memantau media sosial dan situs-situs berita yang menyebarkan misinformasi tengan COVID-19 yang tersebar pada platform-platform online. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygene.


Secara keseluruhan, mereka berhasil mengidentifikasi 2.300 laporan rumor tentang COVID-19, stigma dan teori konspirasi, dalam 25 bahasa dari 87 negara.

Tidak ada satupun dari misinformasi ini membantu, bahkan lebih banyak membawa keburukan bagi mereka yang percaya. Dalam beberapa kasus, bahkan menyebabkan kematian dan juga cedera pada tingkat yang mengkhawatirkan.

“Sebagai contoh, sebuah mitos yang sangat populer yang menyebutkan bahwa konsumsi alkohol berkonsentrasi tinggi dapat membunuh virus di dalam tubuh, dan informasi ini telah tersebar di banyak negara di seluruh dunia,” kata peneliti dalam laporan mereka.

“Akibat misinformasi ini, setidaknya 800 orang telah meninggal dunia, dan 5.876 orang lainnya menjalani perawatan di rumah sakit dan 60 orang telah menjadi buta total setelah meminum methanol yang mereka kira adalah ‘obat’ untuk virus corona.

Peristiwa yang sama yang memakan korban hingga 30 orang meninggal dilaporkan terjadi di Turki. Selain itu, di Qatar, dua orang pria meninggal dunia akibat menelan disinfektan ataupun hand sanitiser berbasis alkohol.

Di india, ada satu lusin orang yang jatuh sakit akibat meminum alkohol yang dibuat dari biji datura (kecubung) yang beracun. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial disebutkan bahwa minuman ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap COVID-19. Lima diantara para korban adalah anak-anak.

Dan tentu saja tidak semua berita bohong tentang virus corona menyebabkan korban diberitakan di situs-situs berita. Para peneliti menemukan bahwa masih banyak informasi-informasi tidak jelas tentang virus corona yang telah disebarkan, yang disebutkan dapat membunuh, menyembuhkan atau mencegah infeksi virus corona, seperti meminum cairan pemutih, urin dan kotoran sapi, menelan larutan perak, atau menyemprotkan larutan klorin ke seluruh tubuh anda.


“Sebuah gereja di Korea Selatan, dimana botol spray yang digunakan untuk menyemprotkan air garam pada para jemaat gereja, menyebabkan lebih dari 100 orang jemaat terinfeksi virus karena disemprot air yang telah terkontaminasi,” tim peneliti menjelaskan. Penyebaran terjadi akibat mulut dari botol penyemprot dimasukan ke dalam mulut para jemaat secara bergantian tanpa didesinfeksi terlebih dahulu.

Infodemik bukan hanya berupa klaim tidak bertanggung jawab tentang cara penyembuhan yang tidak berdasar. Tetapi juga berupa misinformasi tentang asal muasal virus corona, bagaimana kita dapat terinfeksi virus tersebut, dan fitnah rasial tentang siapa yang harus dipersalahkan atas pandemi ini.

Beberapa dari misinformasi lainnya yang berhasil ditangkap para peneliti antara lain: virus corona adalah sejenis virus penyebab rabies; telepon dapat menularkan virus corona; virus corona dikembangkan di lab sebagai senjata biologi; virus corona dibuat dengan tujuan untuk menjual vaksin; virus corona sengaja dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates/ Donald Trump/ CIA/ China; virus corona adalah sebuah skema global untuk mengontrol populasi; dan masih banyak lagi.

Para peneliti sangat menyadari ada banyak kekurangan dalam penelitian yang mereka lakukan, dan juga menunjukkan bahwa mereka tidak melakukan penyelidikan lebih jauh pada setiap misinformasi yang mereka temukan secara online maupun menyelidiki berapa jumlah pasti orang yang mempercayai setiap rumor atau konspirasi yang tersebar.

Dan mereka juga menemukan bahwa semua misinformasi ini tersebar tanpa kendali di situs-situs web dan sosial media yang sangat mudah diakses siapapun. Dan mungkin inilah yang menjadi sumber semua permasalahan ini: infodemik tentang virus corona terus berkembang diluar sana dan semua orang dapat melihatnya dengan bebas, dan kita harus secara aktif melawannya.