Ketika mendapat tiket promo pesawat Lufthansa dari Jakarta-Frankfurt (Jerman) untuk keliling Eropa Barat, saya memutuskan langsung menuju Wina, Austria, untuk melihat kota yang yang terkenal dengan arsitek tempo dulu dan taman-taman yang indah. Orang Wina suka berjalan-jalan di taman maupun di jalan utama. Sehingga untuk berjalan kaki di seputaran Wina, pedestriannya sangat mendukung. Masyarakat disini juga suka minum kopi dan menikmati wine di banyak cafe yang tertata rapi dan bagus di pinggiran jalan. Apalalagi di kota romantis ini tidak ada polusi karena sangat jarang mobil. Semua akses tempat wisata bisa dijangkau dengan kereta api. Di dalam kota Wina tiket kereta api tidak diperiksa oleh kondektur dan kepercayaan kepada masyarakatnya sangat tinggi.
Halaman Istana Schonbrunn di musim dingin dipenuhi saljuSetelah istirahat sebentar di hotel, saya tidak sabar untuk segera explore Kota Wina. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Istana Schonbrunn. Istana ini berlokasi di kawasan perbukitam Wina. Arsiteknya bergaya Rococo yang didesain oleh Fiscer von Erlach pada tahun 1713 sebagai kediaman musim panas keluarga kekaisaran.
Sebanyak 45 dari 1441 kamar dibuka untuk umum. Saya datang sewaktu musim dingin meskipun sudah bulan Maret sehingga tidak dapat menikmati tamannya yang indah . Tapi beruntung saya mendapati festival paskah di halaman istana sehingga banyak bazar dan atraksi yang menarik.
Di dekat patung Johann Strauss ada danau yang banyak dikunjungi bebek-bebek yang sedang berenang. Apalagi sore itu ada suara pengamen dengan pinanikanya yang romantis memenuhi suara di danau yang sebagian yang tertutup salju. Karena hari sudah sore, saya langsung menuju Katedral Sain Stephen. Bangunan ini merupakan gereja dengan arsitek bergaya gotik. Lokasinya berada di pusat Kota Wina. Katedral paling terkenal dengan arsitek menara selatan sebagai titik tertinggi katedral yang dikontruksikan selama 65 tahun dari tahun 1368 sampai 1433.
Di halaman katedral banyak kereta yang ditarik dua kuda untuk turis yang ingin menyewa keliling kota. Kuda-kudanya kelihatan gagah dan cakap. Karena uang euro sedang mahal saya tidak berani bertanya berapa taripnya. Cukup berfoto ria saja di dekat kereta kuda. Lokasi katedral ini bersebelahan dengan pusat perbelanjaan di pusat Kota Wina sehingga disini saya bisa beli suvenir khas Austria. Hanya dua malam tapi sangat berkesan di Wina, besoknya saya melanjutkan perjalanan ke Slovenia dengan kereta api.