Seorang wanita muda dari Amerika Serikat jatuh cinta sekujur tubuh saat mengunjungi pulau Sumba di Indonesia sehingga dia memutuskan untuk membeli sepotong kecil tanah dan dijadikannya rumah. Dia seorang peselancar yang rajin, dia menginginkan sebuah rumah dengan getaran sederhana pantai yang penuh dengan barang antik dan seni Indonesia dan Bali. Hasilnya adalah hunian tropis yang menyenangkan yang terbuka terhadap berbagai elemen dan dihias dengan pesona tradisional.
Lokasi: Sumba, Indonesia
Ukuran: Dua kamar tidur dan dua kamar mandi
Perancang: 4 Corners: International Design Concepts
Desainer Elaina Myers mengatakan tantangan dalam merancang rumah di Indonesia banyak, tapi sepadan dengan usaha hasilnyapun akan sangat memuaskan . “Anda selalu tidak dapat menemukan yang Anda butuhkan di sini, jadi Anda harus berimprovisasi dan – atau mendapatkan barang yang dibuat secara khusus. Hal-hal bisa bergerak lebih lambat di sini, dan pada saat bersamaan mereka bisa bergerak terlalu cepat dan kesalahan bisa dibuat dari arah kiri dan kanan. ”
Tapi untuk sebagian besar, kata Myers, proyek terakhirnya berjalan cukup lancar, dimulai dengan ruang masuk. “Kami selalu suka mempercantik area masuk karena ini intro ke sisa ruang lain dan menetapkan gaya rumah,” katanya.
Cermin adalah cara yang bagus untuk merefleksikan tanaman padi di sawah yang berada luar rumah; Lemari antik dari Jawa berfungsi sebagai meja konsol dan menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk menampilkan asesoris dan tanaman.
Permadani di dinding adalah corak tradisional Bali yang dipajang dalam kain. Bangku di bawahnya diukir dengan desain primitif yang berasal dari pulau Timor, dengan kursi berlapis kain tekstil Sumba. Sebuah kursi pernikahan tradisional Jawa yang berhias di samping tangga melengkapi pemandangan.
Kusen jendela dilukis dengan warna biru kehijauan tropis. Ini adalah warna favorit pemilik rumah dan, bersama dengan dinding putih, membantu menjaga segala sesuatu tetap terang dan cerah. Rumah itu sebelumnya gelap dan berat, dengan bingkai jendela cokelat, dan langit-langit yang berantakan.
Nuansa tenunan yang melapisi batas ruang disebut Kerai. Nuansa berbahan bambu dengan lapisan kain di satu sisi yang membantu melindungi ruang saat hujan. Sebagian besar vila yang buka punya kerai seperti ini. Saat matahari bersinar menyengat, kerai bisa digunakan untuk menciptakan keteduhan. Ruangan lain yang menonjol adalah meja makan, yang menampilkan ukiran primitif yang berasal dari pulau Timor.