BAGIKAN
Ular memakan tikus
(Pixabay)

Sebuah studi oleh tim ahli biologi menemukan bahwa ular berbisa, dapat membantu penyebaran tanaman dengan memakan tikus yang masih menyimpan benih di mulut mereka dan mengeluarkannya sebagai kotoran. Jika bukan karena intervensi ular, banyak benih dan tanaman akan lenyap. Terlebih lagi, tanaman tersebut sepertinya dapat berkecambah dengan baik saat memasuki usus ular.

Meskipun banyak tanaman yang mengandalkan hewan pengerat atau hewan lain untuk menyebarkan benihnya, para peneliti mencatat bahwa sejumlah benih tersebut berkurang selama prosesnya.

Burung dan mamalia besar lainnya yang memakan hewan pengerat bisa menjadi penyebar benih sekunder. Sehingga ular bisa menghemat bibit dengan memakan tikus sebelum tikus mencerna benihnya. Peran ular dalam penyebaran benih, bagaimanapun, belum banyak dipelajari.

“Karena penyelamatan benih dan penyebaran sekunder pada ular belum diselidiki, dan karena banyak spesies ular lainnya mengonsumsi burung dan mamalia pemakan biji-bijian dan pemakan buah, pengamatan kami menawarkan arahan untuk studi empiris lebih lanjut tentang jalur yang tidak biasa namun berpotensi penting untuk penyebaran biji tersebut,” tulis para penulis dalam penelitian yang diterbitkan di Proceeding Royal Society B.

Untuk meneliti proses ini, penulis memotong sekumpulan ular mati yang tersimpan di museum. Mereka menganalisis 50 spesimen dan menemukan mangsanya yang masih tersimpan di 22 perut, 17 usus bagian atas dan 25 usus bawah, terhitung 36 hewan pengerat.

Mereka juga menemukan 971 biji yang sebagian besar di dalam usus. 19 biji di antaranya telah berkecambah dan 11 biji yang berkecambah itu berada di dalam seekor ular.

Semua itu memberikan bukti kuat bahwa tiga spesies ular Amerika Utara menyebarkan benih dengan memakan hewan pengerat.

Selanjutnya benih akan tetap bertahan saat melewati sistem pencernaan ular. Terbukti dengan fakta bahwa benihnya masih utuh dan 19 di antaranya telah berkecambah.

Sebagaiman hewan karnivora, ular tidak mencerna tanaman. Dengan memakan tikus, ular bisa melindungi benih dari sistem pencernaan hewan yang merusak biji, lalu akhirnya tidak dapat berkecambah.

Dan biasanya dibutuhkan waktu dua sampai tiga minggu untuk sebuah proses dari mulut hingga menjadi kotoran. Jadi ular juga bisa menjadi suatu bagian yang penting dalam menyebarkan benih ke tempat lainnya.

Jelas ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, karena ini semua adalah studi laboratorium, bukan penelitian di alam liar. Para periset menyarankan untuk mencoba menanam benih setelah ular mengeluarkannya sebagi kotoran. Tapi mungkin sudah saatnya memikirkan ular lebih dari sekadar tokoh jahat pemakan tikus.

“Memang, daripada mengkategorikan ular sebagai pemangsa sadis,” para penulis menulis, “kita harus memulai penelitian mengenai peran potensial mereka dalam layanan ekosistem.”