Bayangkan seekor hewan yang bisa melahirkan anak dari dua spesies berbeda sekaligus. Kedengarannya mustahil, bukan? Tapi itulah yang benar-benar dilakukan oleh seekor ratu semut kecil di pulau Sisilia, Italia.
Semut ini bernama Messor ibericus, atau semut panen Iberia. Para ilmuwan menemukan bahwa ratu semut ini punya kemampuan reproduksi yang benar-benar unik di dunia hewan: ia bisa menghasilkan keturunan dari spesiesnya sendiri, sekaligus dari spesies lain yang bernama Messor structor – padahal spesies itu sudah tidak ada di sekitar habitatnya.
Dua Spesies dalam Satu Koloni
Biasanya, seekor semut ratu hanya akan melahirkan keturunan dari satu spesies saja. Kadang ada juga yang menghasilkan pekerja “hibrida” hasil kawin silang dengan spesies lain. Tapi ratu M. ibericus jauh lebih ekstrem.
Ia bisa:
- Melahirkan ratu baru dari spesiesnya sendiri.
- Menghasilkan jantan M. structor, yang sebenarnya adalah spesies lain.
- Mengawini jantan M. structor itu, lalu menciptakan pekerja hibrida.
Hasilnya? Satu koloni bisa berisi dua spesies sekaligus: M. ibericus yang berbulu lebat, dan M. structor yang tidak berbulu. Semua pekerja di koloni adalah campuran dari dua spesies berbeda.
Para peneliti menyebut strategi ini mirip dengan “domestikasi seksual”. Seolah-olah ratu M. ibericus telah “menjinakkan” M. structor dan memanfaatkannya untuk memperkuat koloninya, sama seperti manusia yang mendomestikasi anjing dari serigala.
Siasat Reproduksi yang Jenius
Lebih mengejutkan lagi, ratu M. ibericus punya trik genetik luar biasa. Ia bisa memilih cara bereproduksi:
- Membuat klon dirinya sendiri.
- Membiarkan telurnya dibuahi pejantan M. ibericus untuk melahirkan ratu baru.
- Kawin dengan pejantan M. structor untuk melahirkan pekerja hibrida.
- Bahkan, ia bisa menghapus DNA miliknya dan menggunakan telurnya hanya sebagai wadah DNA pejantan M. structor.
Dengan strategi ini, ratu semut tidak perlu lagi “pergi jauh” mencari pasangan kawin di alam liar. Semua bahan genetik yang dibutuhkan sudah ada di dalam koloninya sendiri.
Superorganisme Dua Spesies
Fenomena ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya: apakah masih bisa disebut satu spesies, jika dalam satu koloni hidup dua jenis semut berbeda?
Sebagian peneliti menyebut koloni ini sebagai “superorganisme dua spesies” – sebuah kerja sama yang menembus batas definisi spesies. Bahkan ada yang membandingkannya dengan transfer gen horizontal pada bakteri, di mana DNA bisa berpindah antarspesies dan menciptakan garis keturunan baru.
Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature tahun 2025, menunjukkan betapa aneh sekaligus menakjubkannya strategi evolusi semut. Dari makhluk kecil ini, kita belajar bahwa alam selalu punya cara-cara tak terduga untuk bertahan hidup.