BAGIKAN
Natasha Connell/Unsplash

Sepanjang sejarahnya, manusia telah mengalami peningkatan volume otak dari 650cc menjadi 1.500cc. Kemudian, saat memasuki revolusi pertanian otak manusia kembali mengecil menjadi 1350cc. Namun, sepertinya proses pengecilan tidak cukup berhenti sampai si masa itu. Otak manusia mungkin kembali mengecil sekitar 3000 tahun yang lalu, menurut   tim ilmuwan yang terdiri dari seorang antropolog biologi, seorang ahli ekologi perilaku, dan seorang ahli saraf evolusioner.

Para peneliti menerapkan analisis titik perubahan pada kumpulan data dari 985 fosil tengkorak manusia purba dan manusia modern. Mereka menemukan bahwa ukuran otak manusia meningkat 2,1 juta tahun yang lalu dan 1,5 juta tahun yang lalu. Namun, ukurannya kembali menyusut di era Holosen. Ini jauh lebih muda dari perkiraan sebelumnya.

“Kebanyakan orang sadar bahwa manusia memiliki otak yang luar biasa besar – auh lebih besar dari yang diperkirakan dari ukuran tubuh kita. Dalam sejarah evolusi kita yang mendalam, ukuran otak manusia meningkat secara dramatis,” kata rekan penulis James Traniello, dari Universitas Boston. “Pengurangan ukuran otak manusia 3.000 tahun yang lalu tidak terduga.”

Memang pada kenyataannya volume otak tidak selalu berbanding lurus dengan kecerdasan dari suatu spesies. Saat terjadi revolusi kognitif otak manusia malah menyusut. Namun, yang membedakannya adalah otak manusia bertambah padat. Terutama pada jumlah neuron kortikalnya. 

Dengan mempelajari semut sebagai model untuk mengilustrasikan mengapa otak dapat bertambah atau berkurang ukurannya, para peneliti berhipotesis bahwa penyusutan otak sejajar dengan perluasan kecerdasan kolektif dalam masyarakat manusia. Meskipun semut dan manusia berkerabat jauh, namun keduanya telah berevolusi untuk mengembangkan kehidupan sosial yang kompleks, dan berorientasi pada kekerabatan. Termasuk di antaranya bagaimana hierarkis terkait pembagian pekerjaan tercipta.

“Kami mengusulkan bahwa semut dapat memberikan beragam model untuk memahami mengapa otak dapat bertambah atau berkurang ukurannya karena kehidupan sosial. Memahami mengapa otak bertambah atau berkurang sulit dipelajari hanya dengan menggunakan fosil,” jelas Traniello.

Kapan persisnya peningkatan ukuran otak manusia terjadi, mungkin bertepatan dengan evolusi awal manusia dan kemajuan teknis yang mengarah pada pola makan, nutrisi yang lebih baik, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Mempelajari model komputasi dan pola ukuran otak semut pekerja, struktur, dan penggunaan energi pada beberapa kelompok semut, menunjukkan bahwa kognisi dan pembagian kerja tingkat kelompok dapat pilih untuk variasi ukuran otak adaptif. Ini berarti bahwa dalam kelompok sosial di mana pengetahuan dibagikan atau individu adalah spesialis pada tugas-tugas tertentu, otak dapat beradaptasi untuk menjadi lebih efisien, seperti mengecilkan ukurannya.

“Masyarakat semut dan manusia sangat berbeda dan telah mengambil rute yang berbeda dalam evolusi sosial,” kata Traniello.

“Namun demikian, semut juga memilki kesamaan dengan manusia, berbagai aspek penting kehidupan sosial seperti pengambilan keputusan kelompok dan pembagian kerja, serta produksi makanan mereka sendiri (pertanian).”

“Kesamaan ini secara luas dapat memberi tahu kita tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan. dalam ukuran otak manusia.”

Otak menggunakan banyak energi, dan otak yang lebih kecil menggunakan lebih sedikit energi. Eksternalisasi pengetahuan dalam masyarakat manusia, sehingga membutuhkan lebih sedikit energi untuk menyimpan banyak informasi sebagai individu, mungkin mendukung penurunan ukuran otak.

“Kami mengusulkan bahwa penurunan ini karena meningkatnya ketergantungan pada kecerdasan kolektif, gagasan bahwa sekelompok orang lebih pintar daripada orang terpintar dalam kelompok, yang sering disebut ‘kebijaksanaan orang banyak’,” tambah Traniello.

Hipotesis lain menunjukkan bahwa otak kita mulai menyusut setelah zaman es terakhir, baik dari perubahan pola makan kita, atau sebagai respons terhadap pengurangan ukuran tubuh kita secara umum. Namun garis waktu baru tidak mendukung salah satu dari penjelasan ini.

Penelitian saat ini tidak akan memecahkan misteri seputar volume otak kita, tetapi penelitian ini menawarkan model baru yang menarik untuk membandingkan jalur evolusi kita sendiri. Para penulis berharap untuk menguji hipotesis mereka di tahun-tahun mendatang.

Studi ini dipublikasikan di Frontiers in Ecology and Evolution.