BAGIKAN
Credit: Unsplash/CC0 Public Domain

Sebuah tim peneliti Eropa berhasil mengungkap petunjuk baru tentang asal-usul genetik penduduk Papua Nugini. Dengan menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) mutakhir, tim ini membuktikan bahwa orang Papua Nugini memiliki kekerabatan dekat dengan populasi Asia lainnya. Mereka berbagi nenek moyang yang sama dari peristiwa Out of Africa (Migrasi dari Afrika) yang juga melahirkan kelompok non-Afrika lainnya.

Temiliki Ciri Fisik Unik, Namun Genetik Tetap Terkait Asia
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.

Orang Papua Nugini terlihat sangat berbeda secara fisik dari kelompok Asia lainnya dan memiliki beberapa kesamaan ciri dengan populasi Sub-Sahara Afrika. Hal ini memicu teori bahwa mereka mungkin berasal dari migrasi terpisah dibandingkan kelompok non-Afrika lain.

Menurut penulis utama studi, Dr. Mayukh Mondal, ciri fisik unik orang Papua Nugini kemungkinan hasil seleksi alam: “Adaptasi terhadap iklim tropis mungkin membuat mereka terlihat lebih mirip kelompok Sub-Sahara Afrika, meski secara genetik mereka jelas terkait dengan populasi Asia. Diperlukan lebih banyak studi untuk memahami bagaimana evolusi membentuk populasi yang luar biasa ini.”

Asal Usul Genetik yang Masih Misterius
Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa manusia modern meninggalkan Afrika sekitar 50.000–70.000 tahun lalu, menyebar ke Eropa, Asia, dan wilayah lainnya. Studi arkeologi awal menunjukkan bahwa nenek moyang orang Papua Nugini mungkin berasal dari migrasi lebih awal (dikenal sebagai hipotesis First Out of Africa), melalui rute pesisir India dan Asia Tenggara. Bukti arkeologi mengkonfirmasi bahwa sebagian nenek moyang genetik mereka mungkin berasal dari peristiwa First Out of Africa, mengingat situs manusia tertua di Oseania berusia 50.000–60.000 tahun—lebih tua daripada situs tertua di Eropa.

Namun, kemajuan teknologi sekuensing DNA dalam beberapa dekade terakhir menguji hipotesis tersebut. Studi DNA mitokondria (garis ibu) dan kromosom Y (garis bapak) tidak menemukan bukti kuat bahwa nenek moyang utama orang Papua Nugini berasal dari migrasi lebih awal. Sebaliknya, analisis menunjukkan garis keturunan mereka terhubung dengan populasi non-Afrika lainnya. Meski begitu, kontribusi kecil dari migrasi kuno First Out of Africa tidak bisa sepenuhnya diabaikan.

Yang menarik, genom orang Papua Nugini mengandung persentase signifikan DNA Denisovan—kerabat misterius Neanderthal. Warisan unik ini kemungkinan berasal dari percampuran dengan Denisovan di Asia Tenggara atau Oseania, menambah kompleksitas asal-usul genetik mereka.

Meski telah diteliti, pertanyaan kunci tetap belum terjawab:

  • Apakah orang Papua Nugini terpisah lebih dulu sebelum orang Eropa dan Asia?

  • Apakah ada populasi mirip yang berkontribusi pada genom mereka?

  • Apakah mereka mewarisi gen dari populasi First Out of Africa?

  • Ataukah mereka bagian dari pohon keluarga yang sama dengan kelompok Asia lainnya?

Sejarah Demografi yang Unik
Dalam studi ini, ilmuwan menggunakan data genom berkualitas tinggi dan model berbasis AI untuk membandingkan skenario demografis pembentuk keragaman genetik orang Papua Nugini. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka adalah “saudara dekat” populasi Asia, dan kontribusi migrasi First Out of Africa mungkin tidak diperlukan untuk menjelaskan asal-usul mereka.

Peneliti menemukan bahwa nenek moyang orang Papua Nugini mengalami bottleneck populasi dramatis—jumlah mereka menyusut drastis setelah tiba di Papua Nugini dan tetap rendah selama ribuan tahun. Tidak seperti kelompok non-Afrika lain, mereka tidak mengalami ledakan populasi akibat revolusi pertanian yang mengubah Eropa dan Asia. Sejarah demografi unik inilah yang meninggalkan tanda genetik spesifik—yang jika salah ditafsirkan, bisa terlihat seperti bukti kontribusi dari populasi “hilang”.