BAGIKAN
(NASA)

Planet Jupiter saat ini diketahui memiliki 79 bulan, 53 diantaranya telah memiliki nama dan 26 lainnya sedang menanti pemberian nama resmi. Dari sekian banyak bulan yang mengelilingi planet tersebut, ada 4 bulan terbesar yang menjadi perhatian para ilmuwan di Bumi, yaitu Galilean, Io, Europa dan Ganymede.

Berdasarkan hasil pengamatan terbaru, diketahui bahwa bulan-bulan planet Jupiter ini memiliki temperatur yang lebih panas dari seharusnya, dimana bulan-bulan tersebut berjarak sekitar 788 juta kilometer (483 juta mil) dari matahari.

Selama ini diperkirakan bahwa sumber panas dari bulan-bulan tersebut adalah planet Jupiter itu sendiri, tetapi kini, para ilmuwan memunculkan hipotesis terbaru, bulan-bulan tersebut saling memanaskan satu sama lain.


Jupiter tidaklah bertindak sebagai sumber panas bagi satelit-satelit yang mengelilinginya, tetapi karena massanya yang sangat besar, membuat bulan-bulan tersebut terdorong dan tertarik, sehingga menghasilkan panas. Dan proses ini dikenal dengan pemanasan tidal.

Sebuah model baru berdasarkan hasil penelitian terbaru menemukan bahwa pengaruh gaya gravitasi antara bulan-bulan tersebut sudah cukup untuk menghasilkan pemanasan tidal dibandingkan dengan pengaruh gaya gravitasi dari planet yang mereka orbit. Hasil penelitian terbaru ini telah dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters.

“Penemuan ini cukup mengejutkan karena bulan-bulan tersebut berukuran jauh lebih kecil dari planet Jupiter,” kata ilmuwan keplanetan Hamish Hay, dari NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL). “Anda tidak akan menyangka, bulan-bulan tersebut mampu menghasilkan respon tidal yang begitu besar.”

Diharapkan hasil penemuan terbaru ini akan membantu para astronom dalam mempelajari lebih jauh tentang evolusi sistem bulan di planet Jupiter secara keseluruhan. 

Para ilmuwan berpendapat bahwa 4 bulan terbesar Jupiter memiliki temperatur yang cukup hangat sehingga dapat menyimpan lautan atau air dalam bentuk cair di bawah permukaannya. Bulan Io memiliki temperatur yang cukup hangat yang memungkinkan adanya 400 gunung berapi aktif di sana. Jadi, sangat masuk akal jika bulan-bulan tersebut tidak membeku walaupun berada pada jarak yang sangat jauh dari matahari.


Pemanasan tidak terjadi melalui sebuah proses yang disebut dengan resonansi tidal – dimana bulan-bulan Jupiter pada dasarnya bergetar pada frekuensi tertentu, dan fenomena ini terjadi di tempat manapun di semesta ini yang memiliki kandungan air, termasuk juga di Bumi.

“Resonansi menghasilkan lebih banyak energi panas,” kata Hays. “Pada dasarnya, jika anda mendorong objek atau sistem apapun dan melepasnya, objek atau sistem tersebut akan bergoyang dalam frekuensi alami mereka.”

“Jika anda terus mendorong sistem tersebut pada frekuensi yang tepat, gaya osilasi dari sistem akan terus bertambah besar, seperti ketika anda mendorong sebuah ayunan. Jika anda mendorong ayunan pada waktu yang tepat, maka akan berayun semakin tinggi, tetapi jika jika pengaturan waktu anda salah, maka gerakan ayun akan mengecil.

Dalam memperhitungkan frekuensi alami dari bulan-bulan tersebut, para peneliti menemukan bahwa resonansi dari planet Jupiter itu sendiri tidak selaras dengan ukuran lautan yang diperkirakan ada di dalam bulan-bulan tersebut.

Hanya ketika gaya gravitasi dari bulan-bulan Jupiter itu sendiri ditambahkan, maka energi tidal menjadi sesuai dengan perkiraan saat ini dari lautan di bulan-bulan Jupiter. Tim peneliti memperkirakan bahwa keseluruhan pemanasan tidal tersebut akan menghasilkan panas yang cukup yang dapat mencairkan es dan batuan di dalam bulan-bulan Jupiter.

Dan seperti halnya dalam sebuah model yang dibuat para ilmuwan, semua data hanya berdasarkan perkiraan, dan untuk kali ini, sebagai contoh untuk memperkirakan seberapa stabil resonansi pada bulan-bulan tersebut terbentuk.

Para peneliti mengatakan bahwa mereka memiliki landasan yang kuat untuk bisa mengeksplorasi fenomena ini lebih jauh, dan dengan melakukan pendekatan yang sama,diharapkan dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan adanya lautan yang tersembunyi di benda-benda langit lainnya di sistem tata surya kita.