Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang berkaitan dengan klasifikasi, identifikasi, dan penamaan organisme hidup, termasuk tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Tujuan utama taksonomi adalah untuk mengorganisir keragaman kehidupan di Bumi ke dalam hierarki takson atau unit klasifikasi yang berbeda. Sistem taksonomi membantu ilmuwan dan ahli biologi untuk memahami hubungan kekerabatan antara organisme, menggolongkannya ke dalam kelompok yang relevan, dan memberi nama pada organisme tersebut berdasarkan aturan yang baku.
Taksonomi melibatkan pembuatan takson atau unit klasifikasi berdasarkan karakteristik bersama yang dimiliki oleh organisme. Hierarki taksonomi dimulai dari tingkatan tertinggi hingga tingkatan terendah dan biasanya termasuk domain, kerajaan, filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Setiap tingkat takson memiliki karakteristik yang lebih spesifik dan lebih mirip dalam hal evolusi.
Contoh nama taksonomi untuk manusia adalah sebagai berikut:
– Domain: Eukarya
– Kerajaan: Animalia
– Filum: Chordata
– Kelas: Mammalia
– Ordo: Primates
– Famili: Hominidae
– Genus: Homo
– Spesies: Homo sapiens
Penggunaan nomenklatur ilmiah, yang sering menggunakan bahasa Latin, adalah cara standar untuk memberi nama pada organisme dalam taksonomi. Taksonomi membantu para ilmuwan dalam mengklasifikasikan, mengidentifikasi, dan memahami keragaman kehidupan di Bumi, serta menyediakan landasan untuk penelitian biologi evolusi dan ekologi.
Ketentuan dalam pemberian nama-nama takson (taksonomi) dalam bidang biologi dan taksonomi yang melibatkan organisme hidup lainnya diatur oleh sejumlah peraturan internasional dan prinsip-prinsip yang telah disepakati. Salah satu peraturan utama yang mengatur pemberian nama-nama takson adalah Kode Nomenklatur Internasional untuk Organisme Biologis (International Code of Nomenclature for Algae, Fungi, and Plants) untuk tumbuhan, alga, dan fungi, serta Kode Zoologi Internasional (International Code of Zoological Nomenclature) untuk hewan. Berikut adalah beberapa ketentuan umum dalam pemberian nama-nama takson:
1. Kesesuaian dengan Kode Nomenklatur: Nama takson harus mematuhi ketentuan yang terdapat dalam kode nomenklatur yang relevan, baik itu Kode Nomenklatur untuk Organisme Biologis atau Kode Zoologi.
2. Nama Binomial: Organisme biasanya diberi nama dalam format binomial, yang terdiri dari dua bagian: nama genus (huruf pertama kapital) dan nama spesies (huruf kecil). Contoh: Homo sapiens untuk manusia.
3. Kemiripan Genetik atau Morfologi: Penamaan takson harus didasarkan pada kemiripan genetik atau morfologi organisme. Takson baru harus memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari takson yang sudah ada.
4. Deskripsi Formal: Takson yang baru diberi nama harus diikuti oleh deskripsi formal yang menjelaskan karakteristik organisme dan bagaimana ia berbeda dari takson lain.
5. Nama yang Tidak Digunakan: Nama takson yang sudah digunakan sebelumnya untuk takson yang berbeda tidak boleh digunakan lagi. Ini untuk menghindari kebingungan.
6. Publikasi yang Valid: Penamaan takson harus dipublikasikan secara sah dalam jurnal ilmiah yang diakui. Publikasi ini harus mencantumkan deskripsi formal dan informasi yang relevan.
7. Prioritas Nama: Jika ada lebih dari satu nama yang sama, maka nama yang pertama kali dipublikasikan memiliki prioritas.
8. Nama yang Sesuai dengan Etika: Nama takson tidak boleh mengandung unsur yang merendahkan, merugikan, atau tidak etis dalam konteks budaya atau bahasa.
9. Perubahan Nama: Jika penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa nama takson yang sudah ada tidak akurat, maka perubahan nama bisa dipertimbangkan. Namun, ini harus sesuai dengan ketentuan dalam kode nomenklatur yang berlaku.
10. Konsistensi Nama: Konsistensi dalam penggunaan nama takson penting untuk menghindari kebingungan dalam literatur ilmiah.
Peraturan dan ketentuan ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam penggunaan nama-nama takson dalam ilmu biologi dan taksonomi. Kode nomenklatur yang relevan berusaha mengatur penggunaan nama-nama ini untuk menjaga konsistensi dan keakuratan dalam taksonomi ilmiah.
Penamaan taksonomi pada tingkat familia, ordo, dan seterusnya
- Familia (Family):
- Nama familia biasanya diakhiri dengan akhiran “-aceae” untuk tumbuhan dan fungi atau “-idae” untuk hewan.
- Nama familia harus diberikan dalam bahasa Latin dan diawali dengan huruf kapital.
- Nama familia biasanya mengacu pada nama genus yang paling representatif dalam familia tersebut.
Contoh: Familia Rosaceae mencakup banyak tumbuhan berbunga termasuk mawar (genus Rosa).
- Ordo (Order):
- Nama ordo biasanya diakhiri dengan akhiran “-ales” untuk tumbuhan dan fungi atau “-iformes” untuk hewan.
- Nama ordo juga harus dalam bahasa Latin dan diawali dengan huruf kapital.
- Ordo dapat mencakup satu atau lebih familia yang memiliki karakteristik yang serupa.
Contoh: Ordo Primates mencakup familia Hominidae yang berisi manusia (Homo sapiens) dan kerabatnya.
- Kelas (Class):
- Nama kelas biasanya diakhiri dengan akhiran “-opsida” untuk tumbuhan dan fungi atau “-ia” untuk hewan.
- Seperti familia dan ordo, nama kelas juga dalam bahasa Latin dan diawali dengan huruf kapital.
- Kelas mencakup beberapa ordo yang memiliki karakteristik umum.
Contoh: Kelas Mammalia mencakup ordo Carnivora yang berisi kucing (Felidae) dan anjing (Canidae).
- Filum (Phylum) atau Divisi (Division) untuk Tumbuhan:
- Nama filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan) biasanya diakhiri dengan akhiran “-phyta” untuk tumbuhan atau “-zoa” untuk hewan.
- Nama filum atau divisi harus dalam bahasa Latin dan diawali dengan huruf kapital.
- Ini adalah tingkat taksonomi yang lebih tinggi daripada kelas dan mencakup beberapa kelas.
Contoh: Filum Arthropoda mencakup kelas Insecta, yang berisi serangga seperti lalat (Diptera) dan kupu-kupu (Lepidoptera).
- Kerajaan (Kingdom):
- Nama kerajaan biasanya diakhiri dengan akhiran “-ta” untuk hewan dan “-ae” untuk tumbuhan.
- Nama kerajaan harus dalam bahasa Latin dan diawali dengan huruf kapital.
- Ini adalah tingkat taksonomi tertinggi yang mencakup organisme dalam suatu kelompok utama.
Contoh: Kerajaan Animalia mencakup semua hewan, sementara Kerajaan Plantae mencakup semua tumbuhan.
Pemberian nama pada tingkat taksonomi ini mengikuti aturan dan konvensi yang telah ditetapkan dalam kode nomenklatur yang relevan. Hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dan kejelasan dalam taksonomi ilmiah.