China telah mengumumkan rencana untuk menanam hutan baru pada tahun 2018 yang akan mencakup setidaknya 6,6 juta hektar, seluas kira-kira seukuran Irlandia. [ Sebanding juga dengan kira-kira penjumlahan luas Jawa Barat dan Jawa Tengah]
Langkah tersebut merupakan upaya terbaru China untuk melepaskan citra pencemaran dan menjadi pemimpin dunia dalam perlindungan lingkungan, disaat Presiden Donald Trump memilih untuk menarik AS dari Paris Climate Agreement tahun lalu.
Target Administrasi Kehutanan Negara China adalah untuk meningkatkan jumlah hektaran hutan di dalam negeri menjadi 23 persen dari total lahan pada tahun 2020, dengan angka saat ini sebesar 21,7 persen. Zhang Jianlong, kepala administrasi, mengatakan bahwa pada tahun 2035 jumlahnya akan mencapai 26 persen.
“Perusahaan, organisasi dan talenta yang mengkhususkan diri dalam pekerjaan penghijauan dipersilakan bergabung dalam kampanye penghijauan besar-besaran di negara ini,” katanya. “Kerjasama antara pemerintah dan modal sosial akan dimasukkan dalam daftar prioritas.”
Zhang mengatakan bahwa negara telah menghabiskan lebih dari 538.000.000.000 yuan (£ 61bn) pada penanaman hutan dalam lima tahun terakhir, meningkatkan jumlah total tersebut di China untuk 208 juta hektar.
Pemerintah juga telah memperkenalkan kebijakan “garis merah ekologis” yang mengharuskan pemerintah daerah untuk mengekang apa yang mereka anggap sebagai “pembangunan irasional” dan pembangunan di dekat hutan, sungai dan taman nasional.
