BAGIKAN
Credit: Julie Aagaard/Pexels

Hasil sebuah riset menunjukkan bahwa otak manusia mampu mendeteksi lokasi sentuhan walaupun tidak langsung menyentuh anggota tubuh kita. Hasil penelitian ini sangat menarik. Karena mengindikasikan bahwa tubuh manusia bisa merasakan bagaimana sebuah objek yang kita pegang melakukan kontak dengan objek lainnya. Seolah kita memiliki perpanjangan dari anggota tubuh.

Jika tongkat yang anda pegang dipergunakan untuk memukul benda lain, otak akan mengaktifkan seperangkat sensor neural khusus. Mendeteksi apa yang yang sedang terjadi, dengan menggunakan pola getaran yang dikirimkan melalui sistem saraf pada otak.

Ketika sesuatu yang kita pegang tersentuh benda lain, kita bisa merasakan perubahan tekanan yang dilewatkan melalui jari-jari kita. Hasil studi terbaru menunjukkan bagaimana kita juga bisa menunjukkan lokasi pada objek yang tersentuh.


“Objek yang kita pegang berfungsi sebagai perpanjangan sistem sensor dari tubuh anda,” kata ahli syaraf Luke miller, dari the University of Lyon, Perancis, seperti yang dilansir oleh Scientific American.

Melalui 400 macam eksperimen yang berbeda, Miller dan rekan-rekannya meminta 16 orang partisipan penelitian di mana setiap orang memegang satu batang kayu. Kemudian para partisipan diminta untuk menentukan di lokasi mana mereka merasakan dua buah sentuhan pada batang kayu tersebut, yang dilakukan pada titik yang berdekatan.

Dan yang mengherankan, para partisipan ternyata mampu melakukannya. Mereka bisa merasakan dua kali sentuhan dengan ketepatan hingga mencapai 96 persen dalam satu waktu.

Selama melakukan eksperimen, para peneliti juga menggunakan instrumen elektroensefalogram (EEG) untuk merekam aktivitas otak para partisipan. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa otak menggunakan mekanisme neural yang sama untuk mendeteksi sentuhan. Baik pada kulit kita maupun pada objek yang sedang kita pegang.


Para peneliti memperkirakan bahwa ada kemungkinan kita bisa mengidentifikasi lokasi dari sentuhan pada sebuah objek sebelum objek tersebut berhenti bergetar. Dan hal tersebut terjadi dalam kurun waktu yang sangat singkat, sekitar 20 milidetik. Dengan menggunakan model komputer, para peneliti melakukan eksperimen lanjutan.

Penelitian seperti ini bukanlah hal yang baru. Sebelumnya pernah dilakukan eksperimen pada orang buta untuk merasakan apa yang ada di sekitarnya dengan menggunakan sebuah tongkat. Tetapi riset-riset sebelum ini tidak melihat secara detail apa yang terjadi pada otak ketika eksperimen dilakukan.

Sepertinya otak manusia mampu menangkap getaran yang melewati sistem saraf tertentu yang berujung pada kulit kita, yang disebut dengan reseptor paccini. Otak menerima informasi dari reseptor pada tangan kita, dan otak bisa mengenali pada bagian mana pada objek tersebut yang disentuh. Dan para peneliti memperkirakan bahwa kita mungkin juga akan merubah cara kita dalam memegang objek agar bisa merasakan apa yang terjadi pada objek tersebut.




Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu para ilmuwan dalam merancang prostetik (anggota tubuh buatan untuk menggantikan yang telah hilang). Jika kita bisa memahami bagaimana sebuah objek yang berada di antara tubuh kita dan alam sekitar bisa menyampaikan informasi ke otak kita, kita mungkin akan memanfaatkan mekanisme ini sebagai sebuah sensor.

“Kami berhasil menunjukkan bahwa sebuah alat sederhana bisa menunjukkan sebuah kemampuan dasar manusia yang sebelumnya kurang dihargai. Bisa menembus batasan sistem somatosensori (sistem indera yang merasakan sentuhan) dari tubuh pada tingkat neural.” Kata para peneliti dalam laporan penelitan mereka.