BAGIKAN
Credit: PLOS ONE (2019).

Trio periset dari Boston University dan Dartmouth College menemukan bahwa salah satu leluhur kuno manusia kemungkinan lebih mudah dalam melahirkan daripada manusia modern. Dalam sebuah makalah mereka yang diterbitkan di situs akses terbuka PLOS ONE, Natalie Laudicina, Frankee Rodriguez dan Jeremy DeSilva menggambarkan bagaimana mereka menciptakan model komputer 3-D dari beberapa leluhur kuno kita dan membandingkannya dengan manusia modern dan simpanse — dan menggambarkan apa yang mereka temukan.

Bagi banyak wanita, persalinan adalah proses yang panjang, menyakitkan dan menyulitkan. Penelitian sebelumnya telah mengemukakan alasan mengapa persalinan jauh lebih sulit pada manusia dibandingkan dengan kera atau hewan lain adalah karena manusia berevolusi untuk berjalan tegak, dan karena bayi kita memiliki kepala yang sangat besar. Ketika manusia mengembangkan gaya berjalan yang tegak, panggul kita berubah dengan cara yang membuat saluran kelahiran lebih sempit. Selama kelahiran, bayi manusia modern harus membalikkan rahim beberapa kali saat didorong melalui saluran kelahiran oleh otot-otot panggul.

Sebaliknya, simpanse melahirkan dalam waktu singkat dan tampaknya hanya mengalami sedikit rasa sakit. Dalam upaya baru ini, para peneliti bertanya-tanya tentang pengalaman kelahiran salah satu leluhur kita, Australopithecus sediba — hominin yang hidup sekitar 1,95 juta tahun yang lalu. Untuk mengetahuinya, mereka menciptakan representasi 3-D dari panggul A. sediba menggunakan pencitraan dari beberapa fosil. Mereka juga menciptakan representasi 3-D dari Australopithecus afarensis dan Homo erectus. Dan untuk perbandingan tambahan, mereka juga membuat gambar 3-D manusia modern dan panggul simpanse. Untuk mempelajari tingkat kesulitan dalam melahirkan, para peneliti juga menambahkan objek bayi seukuran tengkorak manusia ke dalam gambar 3-D karena mereka biasanya bersemayam di saluran kelahiran.

Para peneliti melaporkan bahwa ukuran saluran kelahiran A. sediba cukup besar dibandingkan dengan ukuran tengkorak bayi yang harus melewatinya. Mereka memperkirakan hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan wanita modern, A. sediba akan lebih mudah dalam melahirkan. Para peneliti juga mencatat bahwa bertentangan dengan kepercayaan populer, evolusi saluran kelahiran bukanlah jalur yang jelas dari besar ke kecil — penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa leluhur sebelumnya, Lucy, (Australopithecus afarensis) kemungkinan memiliki persalinan yang sulit.