BAGIKAN
pixabay.com

Sexting atau saling berkirim pesan dan foto sexy ternyata semakin banyak dilakukan dalam hubungan antar pasangan. Menurut study mengenai hubungan seks dengan teknologi, 74 persen orang Amerika mengatakan bahwa mereka terbiasa mengirimkan pesan “nakal” ke pasangan mereka.

“Sexting telah menjadi hal baru yang intim dalam hubungan antar manusia,” kata Amanda Gesselman, seorang ilmuwan riset di Kinsey Institute, yang merilis Sex Survey International tahunannya minggu ini.

Peneliti mensurvei lebih dari 140.000 orang dari 198 negara tentang peran teknologi dalam kehidupan seks mereka, dan menemukan orang Amerika termasuk yang paling aktif mengirimkan hal-hal intim pada pasangan di dunia setelah Afrika Selatan. Sementara orang Jepang dan Korea Selatan berada di urutan bawah alias termasuk yang tidak terlalu sering melakukan sexting.

Di seluruh dunia, 67 persen orang dewasa mengatakan bahwa mereka pernah atau sering melakukan sexting. ini adalah peningkatan yang cukup tajam dibanding lima tahun lalu, di mana hanya 21 persen mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut.

“Peningkatan ini, dan besarnya jumlah responden yang melakukannya, menunjukkan bahwa melibatkan teknologi dalam kehidupan pribadi kita menjadi sesuatu yang semakin umum,” kata Gesselman.

Dalam penelitian ini didapati bahwa berkirim pesan secara tradisional masih merupakan cara yang paling umum bagi orang berusia di atas 18 tahun untuk menyampaikan pesan seks, di mana 65 persen mengatakan bahwa mereka sexting lewat SMS, sementara 38 persen yang menggunakan Snapchat.

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa sepertiga orang Amerika menggunakan aplikasi seperti Tinder untuk menemukan pasangan kencan—namun kebanyakan mencari hubungan serius dan bukannya kencan satu malam saja. Sebanyak 36 persen mengatakan mereka menggunakan aplikasi kencan untuk menjalin hubungan jangka panjang,  dan hanya 20 persen yang berusaha mencari pasangan semalam.

Data juga mengungkapkan bahwa orang Swedia adalah yang paling aktif mencari kencan lewat dunia maya— di mana 46 persen responden mengatakan terbiasa menggunakan aplikasi kencan, sementara orang Rusia hanya 3 persen yang mengaku menggunakan aplikasi untuk mencari pasangan.