BAGIKAN
idntimes.com

Gedung Universitas Multimedia Nusantara ( UMN) New Media Tower atau UMN 2 dibangun dengan prinsip desain pasif.

Menggunakan kulit fasad ganda, intesitas cahaya dan panas matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat terkontrol sehingga ruangan cukup terang dan dingin.

“Meski tanpa pendingin ruangan atau AC suhu bisa mencapai 28 derajat Celcius. Dibandingkan dengan Gedung UMN 1 yang tanpa double skin facade, suhu ruangan 32-34 derajat Celcius,” ujar Direktur PT Multimedia Land Thomas Sigit, saat peresmian P.K. Ojong–Jakob Oetama Tower, di Gading Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (27/9/2017).

Thomas menuturkan, suhu ruangan yang cukup sejuk ini juga didukung sirkulasi udara alam melalui keberadaan taman atap yang berada di beberapa lokasi gedung.

Selain itu, cerobong-cerobong udara yang memanfaatkan perbedaan tekanan udara, membuat rubanah tidak memerlukan exhaust fan.

Desain yang sama juga diterapkan pada PK Ojong–Jakob Oetama Tower, yakni gedung perkuliahan UMN terbaru.

Selain menerapkan desain pasif, gedung PK Ojong–Jakob Oetama Tower ini juga menggunakan teknologi terbaru yang mampu menekan penggunaan energi secara keseluruhan.

Teknologi tersebut antara lain adalah penggunaan lampu LED dan magnetic chiller yang bisa mengurangi konsumsi energi listrik hingga 30 persen jika diukur dengan beban yang sama.

“Kalau dibandingkan dengan UMN 2 yang luasnya 32.000 meter persegi, (PK Ojong–Jakob Oetama Tower) ini luasnya 45.000 meter persegi. UMN 2 tingginya 13 lantai, kalau ini 19 lantai,” sebut Thomas.

Dia berharap, konsep pasif desain PK Ojong-Jakob Oetama Tower akan mampu menghemat penggunaan energi seperti pada UMN 2.

Menangkan “Energy Award” di Tahun 2014

Gedung New Media Tower, Universitas Multimedia Nusantara ( UMN), meraih juara pertama Energy Efficient Building atau gedung dengan penggunaan energi yang efisien pada ASEAN Energy Award 2014. Penyerahan trofi dilakukan di Vientiane, Laos.

UMN berhasil menjadi juara karena menerapkan desain khusus untuk menghemat penggunaan energi. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Rektor UMN, Andrey Andoko, pada jumpa pers di Skystar Ventures lantai 12, Gedung Media Tower, Kampus UMN, Gading Serpong, Banten (6/10/2014).

“Media Tower dibuat hemat energi, karena kami sadari energi semakin terbatas dan mahal. Maka, kami berpikir bagaimana menghemat penggunaan energi. Dengan menghemat energi, berarti menghemat bahan bakar,” ujar Andrey.

Dia menuturkan, selain ramah lingkungan, dari segi operasional gedung biayanya pun tidak tinggi. Menonjolkan desain pasif, gedung tersebut tidak menggunakan banyak energi listrik.

Gedung ini memiliki dua fasad, yakni fasad luar dan fasad dalam. Pada fasad luarnya gedung ini dilindungi oleh panel perforated aluminium yang mampu mereduksi panas matahari hingga 70 persen. Panel aluminium itu dibuat berlubang sehingga membuat gedung tetap terang.

“Lubang-lubang ini diperhitungkan. Kalau diperhatikan, pola lubangnya berbeda-beda, tergantung arah sinar matahari. Jadi, lubang-lubang ini berfungsi bukan hanya untuk mengoptimalkan sinar, tetapi juga mengurangi panas,” kata Andrey.

Atas penggunaan panel aluminium berlubang itu, koridor-koridor gedung kampus tersebut tidak lagi memerlukan air conditioner (AC) atau pendingin ruangan.

Sementara itu, pada fasad dalam, gedung tersebut dilindungi oleh dinding dengan M system wall. Dinding ini tidak terbuat sepenuhnya dari beton, tetapi dari superfoam dan kawat baja. Selain pemasangan lebih cepat, keunggulan dinding ini adalah mampu membuat ruangan lebih kedap suara.

Untuk jendelanya, gedung ini dipasangi kaca setebal lima milimeter. Kaca tersebut berfungsi bukan untuk keamanan, seperti pada gedung-gedung berfasad kaca lainnya, melainkan untuk memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan.

Kekurangan fasad aluminium ini, hanya pada saat terjadi hujan. Saat hujan, koridor seluruh gedung akan langsung terhujani air.