BAGIKAN
Michael Fenton

01 Para peneliti menunjukkan bahwa cinta romantis mengaktifkan daerah otak yang terlibat dengan risiko dan penghargaan – dan menonaktifkan daerah yang terlibat dengan penilaian dan pengambilan keputusan.

02 Peneliti lain menunjukkan bahwa ada tiga sistem cinta di otak: satu untuk seks, satu untuk cinta romantis, dan satu untuk keterikatan. Dia mengatakan bahwa ketiga sistem ini bekerja bersama tetapi dapat dengan mudah saling bertentangan.

03 Hormon, seolah memberikan saran. Tetapi, pada akhirnya, otak kita memiliki kekuatan untuk mengesampingkan saran-saran itu dan memberi kita kekuatan untuk memilih apa yang kita lakukan.

04 Pemindaian otak orang-orang yang sedang jatuh cinta terlihat sedikit mirip dengan seorang pecandu setelah dia sembuh. Cinta dan kecanduan narkoba memiliki banyak kesamaan. Tapi kalau dipikir-pikir, itu sangat masuk akal. Hanya cinta yang memiliki kekuatan untuk mengubah fokus, perhatian, kebiasaan, dan perilaku kita, sebagaimana efek dari kokain.

05 Ada banyak faktor yang terlibat dengan daya tarik. Tetapi para ahli saraf telah menemukan bahwa bau badan kita memberikan banyak informasi di mana orang lain secara tidak sadar dapat mengambilnya. Masing-masing dari tubuh kita memiliki jejak bau yang unik, terdiri dari ribuan pembawa pesan kimia yang dilepaskan melalui kulit kita (dengan konsentrasi tinggi, tentu saja, berasal dari ketiak).

06 Dalam beberapa penelitian, wanita menilai bau badan lebih menarik jika berasal dari seorang pria yang dianggap paling cocok. Berdasarkan latar belakang genetik ini, untuk memberikannya keturunan yang paling sehat.

07 Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasangan paling bahagia tetap seperti itu dengan memberi pasangan mereka apa yang mereka butuhkan. Ada sedikit perbedaan di antara beberapa pasangan yang “saling mencintai” dan yang hampir tidak menoleransi satu sama lain. Pasangan yang “dicintai” memiliki jumlah bahan kimia yang disebut oksitosin (sering disebut sebagai hormon cinta) lebih tinggi daripada yang lain.

08 Dan ketika peniti melihat apa yang mendorong “memberikan apa yang dibutuhkan pasangan” pada tingkat yang lebih tinggi, ditemukan bahwa wanita mendapatkannya dari pelukan dan perhatian, sementara pria mendapatkannya dari lebih banyak berhubungan seks.

09 Bahkan setelah beberapa dekade menikah, individu yang menilai diri mereka sangat jatuh cinta menunjukkan tanda otak di wilayah otak yang identik dengan mereka yang baru jatuh cinta. Cinta romantis, terlepas dari semua bukti di sekitar kita, bisa bertahan lama. Tetapi para ilmuwan masih mencoba mencari tahu mengapa beberapa hubungan bisa bertahan lama sementara yang lainnya begitu banyak yang juga gagal.

10 Sepertinya cinta tanpa syarat itu memang ada dan berbagi banyak area otak yang sama dengan cinta romantis dan keibuan.

Bagaimanapun, kita semua adalah individu – termasuk otak kita – dan sulit untuk mengekstrapolasi sains ke dalam aturan cinta yang keras dan cepat yang dapat menjamin Anda bahagia selamanya.