BAGIKAN
[Pixabay]

1. Seorang pemuda meninggal disebabkan amoeba yang bersarang di kolam renang taman air 

Seorang pria 29 tahun bernama Fabrizio Stabile asal New Jersey berkunjung ke rumah sakit mengeluhkan rasa sakit kepala yang parah, disertai demam, gangguan syaraf, dan linglung. Dari gejalanya, dokter dengan segera menduga disebabkan oleh bakteri meningitis (radang selaput otak), sehingga mereka mulai memberikan antibiotik dan anti peradangan secara intensif.

Dari serangkaian tes yang dilakukan teridentifikasi mikroorganisme yang telah menjadi penyebabnya adalah Naegleria fowleri, dikenal juga sebagai “amoeba pemakan otak”. Tim yang merawat Stabile melacak amuba berasal dari sebuah kolam renang taman air di Texas yang dikunjungi Stabile beberapa hari sebelumnya. Namun setelah empat hari dirawat, Stabile telah mengalami terlalu banyak kerusakan otak, yang bakal terlampau menyulitkan para dokter meski mencoba melalui perawatan khusus. Dia meninggal pada hari berikutnya.

Naegleria fowleri. [CDC]
Meningoensefalitis amuba primer (PAM), demikian sebutan penyakit ini, sangat fatal dan sangat jarang terjadi. Berdasarkan kasus yang tercatat di AS saja, sekitar 98 persen dari orang-orang yang menderita penyakit ini meninggal dunia.

Amoeba umumnya ditemukan di air tawar hangat (misalnya danau, sungai, dan mata air panas) dan tanah. Naegleria fowleri biasanya menginfeksi orang ketika air yang terkontaminasi masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Begitu amuba memasuki hidung, ia bergerak ke otak di mana ia menyebabkan PAM, yang biasanya berakibat fatal. Infeksi biasanya terjadi ketika orang berenang atau menyelam di tempat-tempat air tawar yang hangat, seperti danau dan sungai.

2. Tangan seorang pria dihancurkan oleh insfeksi ganas yang ditularkan melalui makanan mentah

Seorang pria berusia 71 tahun dari Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya telah terjangkit bakteri Gram-negatif yang sangat patogen bernama Vibrio vulnificus, ketika dia mengonsumsi tiram mentah. 12 jam kemudian, ia mengalami demam dan lecet yang ekstrem, nyeri, dan penuh darah, yang disebut bula hemoragik, di tangan sebelah kirinya.

Dua hari kemudian ia ke rumah sakit dan dokter dengan cepat mengidentifikasi V. vulnificus berada di dalam cairan kulitnya yang melepuh.

[The New England Journal of Medicine, 2018]
Infeksi pasien ini kemungkinan terjadi karena ia menderita diabetes tipe 2, hipertensi, dan sedang dirawat karena penyakit ginjal lanjut. Tiga buah kondisi ini secara signifikan mempengaruhi integritas pembuluh darah dan kemampuan tubuh untuk membersihkan patogen dari aliran darah. Keadaan jaringan kulit abnormal hemoragik mungkin telah berkembang di tangannya karena kerusakan jaringan sebelumnya pada pembuluh darah di lokasi itu.

Bahkan dengan intervensi medis yang cepat dan agresif berupa memasukkan antibiotik ke dalam pembuluh darah dan pengangkatan jaringan mati, V. vulnificus septicaemia sering berkembang menjadi penyakit pemakan daging. Setelah berjuang melawan infeksi selama 24 hari, lengan pria itu akhirnya harus diamputasi. Dia kemudian kembali pulih dengan selamat.

3. Seorang pria batuk dan mengeluarkan cetakan cabang paru-parunya

Seorang pria dengan masalah kesehatan paru-paru selama bertahun-tahun, memiliki riwayat cacat jantung bawaan yang parah, telah mengejutkan para dokternya ketika dia secara spontan mengeluarkan gumpalan darah masif yang terbentuk di pohon bronkialnya, dan sebagai hasilnya, menyerupai replika sempurna dari 10 cabang saluran napas paru-paru kanannya.

[The New England Journal of Medicine, 2018]
Menulis di The New England Journal of Medicine, tim medis menjelaskan bahwa pasien dilahirkan dengan katup aorta bikuspid, yang berarti bahwa katup yang mencegah aliran balik antara ventrikel kiri jantung dan aortanya hanya memiliki dua cabang dibandingkan dengan yang normal sebanyak tiga cabang.

Untuk mengelola kondisi ini, pria berusia 36 tahun itu sebelumnya telah ditanamkan dengan katup bioprostetik dan alat pacu jantung, tetapi sayangnya, telah berkembang menjadi gagal jantung yang parah. Mereka berusaha mengobatinya dengan menanamkan alat bantu ventrikel dan memberikan obat-obatan antikoagulan, dan akibatnya terciptalah cetakan bronkial berdarah tersebut. Sayangnya, pasien meninggal karena komplikasi gagal jantung seminggu setelah operasi.

4. Penyakit langka disebabkan amoeba pemakan otak 

Seorang pasien berusia 69 tahun menjalani perawatan oleh spesialis ketika ia dipindahkan ke Pusat Medis Swedia di Seattle kareba keluhan kejang yang intens dan kehilangan kemampuan kognitif. Dengan menggunakan CT scan, tim menemukan kerusakan jaringan 1,5-sentimeter di bagian belakang tengkoraknya. Dipercaya jika itu adalah tumor otak, wanita itu pun segera dibawa ke ruang operasi. Tetapi bukannya pertumbuhan tumor ganas yang ditemukan, dokter malah terkejut melihat sekantung jaringan otak yang telah mencair.

Setelah mendapatkan petunjuk dengan tepat mikroorganisme penyebabnya, dokter dan rekan-rekannya mulai mencoba melacak bagaimana dan kapan pasien mereka terkena amoeba. Mereka memutuskan bahwa dia telah terkena infeksi sinus sekitar satu tahun sebelumnya, dan telah disarankan untuk membilas sinusnya. Namun alih-alih menggunakan air suling atau air yang telah disterilkan, dia rupanya menggunakan air keran yang disaring melalui filter air minum. Tak lama kemudian, terdapat ruam aneh di sekitar hidungnya yang tidak pernah tersembuhkan.

[International Journal of Infectious Diseases]
Ruam itu kemungkinan merupakan tanda pertama bahwa amoeba yang berbahaya telah menyusup ke dalam jaringan hidung, keadaan yang memungkinkan amoeba lebih mudah mengakses ke dalam otaknya. Seperti yang terjadi pada sekitar 90 persen infeksi otak yang disebabkan oleh Balamuthia mandrillaris, wanita itu meninggal beberapa minggu kemudian.

5. Seorang pria meninggal setelah tersedot mesin MRI 

Artikel Januari oleh Hindustan Times melaporkan kematian tragis seorang pria berusia 32 tahun yang tersedot ke dalam mesin MRI sambil membawa benda logam. Rajesh Maruti Maru mengunjungi kerabat lansianya di Rumah Sakit Amal BYL Nair di Mumbai, India, ketika seorang anggota staf memintanya untuk membawa tabung oksigen cair ke ruang MRI.

MRI scanner [Wikimedia]
Tanpa diketahui karyawan atau Tuan Maru, mesin telah dinyalakan. Jadi, ketika tabung memasuki ruangan, medan magnet yang kuat dari mesin itu segera dan dengan paksa menyedot benda itu, dan lelaki itupun ikut terseret bersamanya. Saat terjadi benturan, tabung udara pecah dan tubuh Maru terluka parah. Kematiannya, yang terjadi beberapa saat kemudian, dikaitkan dengan sindrom keracunan oksigen – pada dasarnya, sel-sel di sistem saraf pusat dan paru-parunya menjadi rusak secara permanen karena paparan oksigen yang terlalu banyak.

Menurut AFP, anggota staf dan seorang dokter yang hadir sama-sama ditangkap karena kelalaian, dan pemerintah setempat memberi kompensasi kepada keluarga lelaki itu sebesar $ 7.855.