BAGIKAN
Liv Bruce / Unsplash

Sebagian orang, mungkin akan menyenangi aroma saat hujan mulai membasahi tanah yang kering, suatu fenomena alam yang dikenal dengan istilah petrikor.

Aroma yang khas ini ternyata berasal dari senyawa organik yang disebut geosmin yang diproduksi oleh mikroba, salah satunya dari genus bakteri Streptomyces.

Tapi, adakah maksud di balik itu, mengapa Streptomyces menghasilkan geosmin dengan aromanya yang khas dan bisa digemari.

Tim peneliti internasional berupaya untuk memecahkan pertanyaan ini. Mereka berupaya mendapatkan jawaban, mengapa bakteri menghasilkan geosmin dan apakah ada makhluk lain yang dapat menikmati aroma seperti yang dirasakan oleh manusia.

“Untuk menyelidiki kemungkinan peran geosmin dan senyawa organik volatile Streptomyces lainnya dalam konteks ekosistem tanah, kami bertanya apakah aroma Streptomyces spp. Mungkin menarik arthropoda yang hidup di tanah,” tulis tim peneliti internasional dalam makalah baru mereka.



Ternyata dugaan mereka benar, aroma tersebut dihasilkan oleh Streptomyces untuk suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan hewan lain yang turut mengendus.

Dalam sebuah percobaannya, ketika para peneliti mencoba mengembangkan koloni Streptomyces coelicolor, mereka menemukan bahwa serangga ekor pegas (Collembola) memiliki daya tarik yang kuat terhadap aroma geosmin yang dihasilkan Streptomyces.

Tim melakukan sejumlah percobaan baik di lapangan maupun di laboratorium untuk mengetahui efek dari geosmin dan senyawa lain yang disebut 2-methylisoborneol (2-MIB) pada berbagai makhluk hutan, terutama serangga ekor pegas.

Ternyata, ekor pegas memang penggemar berat geosmin. Serangga ini dapat merasakan melalui antenanya, menghampiri sumber aroma dan ketika menjumpai Streptomyces, mereka akan melahapnya.

Ekor Pegas (Collembola) [Wikimedia]
Tetapi mengapa bakteri bersusah payah hanya untuk dilumat oleh serangga? Bahkan menghasilkan aroma yang membangkitkan selera makan mungkin terdengar seperti sesuatu yang buruk. Namun, Streptomyces sebenarnya memiliki akal bulus luar biasa.

Streptomyces berperilaku dalam banyak hal seperti jamur. Sangat mirip seperti yang terlihat pada jamur berfilamen, dan ketika sudah siap untuk bereproduksi, ia menciptakan spora, yang dapat membuat keturunan bakteri yang baru terlahir menyebar lebih jauh dan lebih luas lagi, dengan memanfaatkan serangga ekor pegas.



“Ekor pegas memakan koloni Streptomyces dan menyebarkan sporanya baik melalui kotorannya dan melalui kepatuhan terhadap kutikula hidrofobiknya,” tim menjelaskan.

“Hasilnya menunjukkan bahwa produksi geosmin dan 2-MIB merupakan bagian integral dari proses sporulasi, menyelesaikan siklus hidup Streptomyces dengan memfasilitasi penyebaran spora oleh arthropoda tanah.”

Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature.