Beranda Lingkungan Apakah Pemanasan Global Benar-benar Nyata?

Apakah Pemanasan Global Benar-benar Nyata?

BAGIKAN

Tanda-tanda pemanasan global terekam di seluruh dunia, namun perdebatan terus berlanjut.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemanasan global telah menjadi subyek banyak kontroversi politik. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, perdebatan ini beralih dari pertanyaan ‘apakah manusia menyebabkan pemanasan global?’ menjadi ‘bagaimana cara terbaik mengatasinya?’.

Tanda-tanda pemanasan global terekam di seluruh dunia. Cara termudah untuk mengetahui peningkatan suhu ialah melalui catatan termometer yang disimpan selama satu setengah abad terakhir. Di seluruh dunia, suhu rata-rata Bumi telah meningkat lebih dari 1 derajat Fahrenheit (0,8 derajat Celsius) selama sebad terakhir, dan sekitar dua kali di wilayah Arktik.

Ini bukan berarti bahwa suhu tidak berfluktuasi di antara wilayah-wilayah dunia atau di antara musim dan waktu harian. Tetapi jika Anda menghitung rata-rata suhu di seluruh dunia selama setahun, Anda akan melihat bahwa suhu telah merambat ke atas.

Bagaimana perubahan iklim diukur?

Meskipun kita tidak bisa melihat suhu termometer dari ribuan tahun lalu, tetapi kita memiliki beberapa catatan yang membantu mengetahui seperti apa suhu dan konsentrasi di masa lampau.

Misalnya, pohon menyimpan informasi tentang iklim di tempat mereka hidup. Tiap tahun, batang pepohonan tumbuh lebih tebal dan membentuk lingkaran baru. Pada tahun-tahun yang hangat dan basah, lingkaran pada batang menjadi lebih tebal. Pohon dan kayu tua bisa memberi tahu kita tentang kondisi ratusan atau bahkan beberapa ribu tahun silam.

Indeks suhu daratan-lautan global. (NASA/GISS)

Kunci untuk mengungkap kondisi masa lalu juga bisa terkubur di bawah danau dan lautan. Serbuk sari, makhluk-makhluk, dan partikel jatuh ke dasar samudra dan danau tiap tahun, membentuk sedimen. Lapisan sedimen mengawetkan semua benda-benda tersebut, yang berisi banyak informasi tentang apa yang ada di udara dan air ketika mereka jatuh.

Para ilmuwan mengungkap catatan ini dengan memasukkan tabung berongga ke dalam lumpur untuk mengeumpulkan lapisan sedimen yang berasal dari jutaan tahun lalu.

Untuk melihat secara langsung atmosfer di masa lalu, para ilmuwan mengebor melalui lapisan es kutub Bumi. Gelembung-gelembung kecil yang terperangkap di dalam gas sebenarnya merupakan potongan atmosfer masa lalu Bumi, yang membeku pada waktunya. Begitulah cara kita mengetahui bahwa konsentrasi gas rumah kaca sejak revolusi industri lebih tinggi daripada yang telah terjadi selama ratusan ribu tahun.

Model komputer membantu ilmuwan memahami iklim bumi, atau pola cuaca jangka panjang. Model komputer juga memungkinkan para ilmuwan membuat prediksi tentang pola cuaca. Pada dasarnya, model komputer mensimulasikan bagaimana atmosfer dan samudra menyerap energi dari matahari dan mengangkutnya ke seluruh dunia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi, menjadi pembentuk iklim dalam model ini, sama seperti dalam kehidupan nyata. Faktor-faktor tersebut termasuk gas rumah kaca, partikel di atmosfer (seperti dari letusan gunung berapi), dan perubahan energi yang datang dari matahari sendiri.