BAGIKAN
Pseudoscientific mengklaim bahwa musik dapat membantu pertumbuhan tanaman selama beberapa dekade. Meskipun kabar tersebut cukup mencengangkan, namun penelitian baru menunjukkan beberapa tumbuhan mungkin mampu mendeteksi suara, seperti desiran air yang melalui pipa atau dengungan bunyi seekor serangga.

Dalam sebuah studi baru-baru ini, Monica Gagliano, seorang ahli biologi evolusioner di Universitas Western Australia, dan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan menempatkan bibit kacang polong dalam pot berbentuk seperti Y yang terbalik. Satu lengan dari pot ditempatkan pada sebuah pipa plastik melingkar yang terdapat aliran air ; Sedangkan lengan satunya hanya menempel pada tanah. Ternyata, pertumbuhan akar cenderung menuju ke arah lengan pipa dengan aliran air. Terlepas dari apakah karena mudah diakses atau tersembunyi di dalam pipa. “Tumbuhan sepertinya tahu keberadaan air berada di tempat tersebut, terlebih jika satu-satunya hal yang bisa dideteksi adalah suara desiran air yang mengalir di dalam pipa,” kata Gagliano. Namun saat bibit tanaman diberi pilihan antara tabung air dan beberapa tanah yang lembab, akar tanaman cenderung ke tanah yang lembab.

Penemuan Gagliano diterbitkan dalam terbitan Oecologia edisi Mei 2017, sebuah jurnal peer-review internasional dengan judul  “Akar tanaman menggunakan suara untuk menemukan air,” tulisnya:

“Karena air sangat penting untuk kehidupan, organisme telah mengembangkan berbagai strategi untuk mengatasi keterbatasan air, termasuk secara aktif mencari tingkat kelembaban pilihan mereka untuk menghindari dehidrasi. Tanaman menggunakan gradien kelembaban untuk mengarahkan akar mereka melalui tanah begitu sumber air terdeteksi, namun bagaimana mereka mendeteksi sumbernya, belum diketahui. Kami menemukan bahwa akar mampu menemukan sumber air dengan merasakan getaran yang dihasilkan oleh air yang bergerak di dalam pipa, bahkan dengan tidak adanya substrat kelembaban.”

Dia menambahkan, “Hasil kami juga menunjukkan bahwa adanya kebisingan dapat mempengaruhi kemampuan akar untuk merasakan dan merespons dengan benar terhadap suara di sekitarnya.”

Penelitian yang dilaporkan awal tahun ini di Oecologia , bukanlah yang pertama memperkirakan bahwa tumbuhan memiliki kemampuan mendeteksi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Sebuah studi di tahun 2014 menunjukkan bahwa Cressida Arabidopsis -semacam kubis- dapat membedakan antara suara kunyahan ulat dengan getaran angin. Sehingga tanaman merespon dengan menghasilkan lebih banyak racun kimia setelah “mendengar” rekaman serangga yang sedang memakan daun tersebut. “Kita cenderung meremehkan tanaman karena tanggapan mereka biasanya kurang terlihat oleh kita. Tapi daun dapat berubah menjadi detektor getaran yang sangat sensitif,” kata penulis studi utama Heidi Appel, seorang ilmuwan lingkungan, sekarang di University of Toledo.

Periset di University of Missouri telah menentukan bahwa tanaman merespon suara yang dibuat oleh ulat saat memakan daun dan  tanaman kemudian merespon dengan membuat pertahanan. Di gambar ini ulat kubis sedang memakan tanaman Arabidopsis yang dengan pita reflektifnya mampu membantu merekam getaran.(Dailymail.co.uk)

Petunjuk lain bahwa tanaman dapat mendengar berasal dari fenomena “dengung penyerbukan”, dimana saat lebah berdengung pada frekuensi tertentu telah terbukti dapat merangsang pelepasan serbuk sari. Percobaan lain telah menemukan bahwa suara dapat menyebabkan perubahan hormon pada tanaman, mempengaruhi penyerapan oksigen mereka dan mengubah tingkat pertumbuhannya. Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini mengungkapkan bahwa gelombang suara bahkan dapat mempengaruhi ekspresi gen pada tumbuhan Arabidopsis.

Michael Schöner, seorang ahli biologi di University of Greifswald di Jerman, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, percaya bahwa tanaman mungkin memiliki organ yang dapat merasakan suara. “Getaran suara bisa memicu respons tanaman melalui mechanoreceptors – sesuatu yang sangat halus, struktur berbulu, apapun yang dapat bekerja seperti membran,” katanya.

Penelitian ini menimbulkan pertanyaan apakah polusi akustik –suara- mampu mempengaruhi tanaman dan juga hewan? Gagliano mengamati: “Kebisingan dapat menghalangi saluran informasi antar tanaman, misalnya saat mereka perlu memperingatkan satu sama lain terkait serangga.” Jadi, lain kali disaat Anda menyalakan leaf-blower yang bising atau pemangkas daun di kebun Anda, pertimbangkanlah jika semua itu bisa saja mempengaruhi tanaman disekitarnya.