BAGIKAN
[Pixabay]

Para ilmuwan telah menemukan cara inovatif untuk mencoba dan melawan sejumlah besar karbon dioksida yang masih kita pompakan ke udara, bahkan ketika krisis iklim terjadi di sekitar kita: mengubah CO2 itu menjadi polimer organik yang bermanfaat.

Metode yang baru dikembangkan ini menyedot molekul CO2 dari udara, tanpa menghabiskan banyak energi dalam prosesnya. Bahan tersebut kemudian berpotensi untuk diubah menjadi berbagai bahan untuk pembuatan kemasan atau pakaian.

Senjata rahasia dalam metode ini ialah porous coordination polymer (PCP) yang terbuat dari ion logam seng.



Ion-ion itu mampu menangkap molekul CO2 secara selektif dengan efisiensi 10 kali lebih besar daripada PCP lainnya, kata para ilmuwan. Terlebih lagi, bahan tersebut dapat digunakan kembali, dan masih bekerja dengan efisiensi maksimum setelah 10 siklus reaksi.

“Kami telah berhasil merancang bahan berpori yang memiliki afinitas tinggi terhadap molekul CO2 dan dapat dengan cepat dan efektif mengubahnya menjadi bahan organik yang berguna,” kata ahli kimia bahan Ken-ichi Otake , dari Universitas Kyoto di Jepang.

Ide mengenai penyerapan karbon sebenarnya telah ada selama beberapa waktu, tetapi karena reaktivitas dari karbon dioksida yang rendah menyebabkannya untuk sulit ditangkap dan terkunci tanpa menggunakan jumlah energi yang banyak selama prosesnya.

PCP (juga dikenal sebagai metal-organic frameworks or MOFs) mungkin memegang kunci untuk mengatasi hambatan ini. Yang terutama dalam penelitian baru ini ialah menggunakan sebuah trik cerdas: komponen organik dengan struktur seperti baling-baling.



Menggunakan analisis struktural sinar-X, para peneliti menemukan bahwa ketika molekul CO2 mendekati PCP, struktur molekulnya berputar dan tersusun kembali, memungkinkan karbon dioksida terperangkap dalam materi.

PCP pada dasarnya bekerja sebagai saringan molekuler, mampu mengenali molekul berdasarkan ukuran dan bentuk. Setelah materi melakukan tugas mengisap CO2, materi tersebut dapat digunakan kembali atau didaur ulang sebagai polimer organik. Polimer organik ini dapat diubah menjadi poliuretan , yang digunakan sebagai bahan dalam pakaian, kemasan, peralatan rumah tangga, dan berbagai bidang lainnya.

Kami melihat sejumlah potensi yang menjanjikan di bidang penyimpanan karbon. Awal tahun ini, para ilmuwan dari RMIT University di Australia mempresentasikan cara mengubah CO2 kembali menjadi batubara , menggunakan reaksi kimia yang melibatkan logam serium.

Tim peneliti lain, dari Rice University di AS, telah mampu mengembangkan alat untuk mengubah CO2 menjadi bahan bakar cair : dalam hal ini bismut sebagai bahan utamanya, dan asam format adalah hasil akhirnya.



Semua ide ini memerlukan penelitian lebih lanjut dan perlu bekerja pada skala yang lebih besar, tetapi kemajuan terus berlangsung.

Metode konversi CO2 baru ini mungkin menjadi sangat penting bagi kita di masa depan, paling tidak karena itu mengubah sesuatu yang tidak kita inginkan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

“Salah satu pendekatan yang paling ramah lingkungan untuk menangkap karbon adalah mendaur ulang karbon dioksida menjadi bahan kimia bernilai tinggi, seperti karbonat siklik yang dapat digunakan dalam petrokimia dan farmasi,” kata Susumu Kitagawa, dari Universitas Kyoto.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Communications.