BAGIKAN
Fragmen otak vitrifikasi ditemukan di tengkorak orang Romawi di Herculaneum. Dr Pier Paolo Petrone 2020

Sepintas saja orang memandang, mereka tidak akan menyangka potongan berwarna hitam ini memiliki kisah yang teramat suram. Lebih mengerikan lagi, ketika akhirnya diketahui bahwa batu hitam yang mengkilap ini merupakan ceceran dari bagian tubuh seorang manusia yang telah mengeras.

Menurut para antropolog Italia, potongan itu sebenarnya adalah bagian dari otak manusia yang telah meledak akibat efek gelombang panas yang hebat dari letusan Gunung Vesuvius Italia pada tahun 79 Masehi.

Awalnya, di tahun 1960-an para arkeolog menemukan sisa-sisa jenazah manusia yang terbaring di atas ranjang kayu dan diselimuti oleh abu vulkanik di reruntuhan Herculaneum. Setelah bertahun-tahun mempelajari isi tengkorak jenazah ini, kini peneliti dari University of Naples Federico II, Italia, menemukan potongan hitam mengkilap seperti kaca yang berkilau. Hasil temuannya diterbitkan di The New England Journal of Medicine.

“Pada Oktober 2018, saya dapat melihat sisa-sisa ini dan saya melihat ada sesuatu yang berkilau di dalam tengkorak yang telah hancur,” kata Pier Paolo Petrone, salah seorang peneliti, kepada AFP.

Analisis lebih lanjut oleh Piero Pucci dari pusat bioteknologi CEINGE di Naples menegaskan bahwa benda itu memang mengandung sedikit protein dan asam lemak dari rambut dan jaringan otak. Dan, tidak ada jejak material kaca serupa di tempat lain pada tubuh atau di sekitar lokasi.

Akibat terpapar suhu panas yang sangat tinggi, jaringan otak dapat mengalami perubahan menjadi kaca yang disebut vitrifikasi.

Diperkirakan bahwa gas panas dari letusan Gunung Vesuvius dapat meningkatkan suhu secara ekstrem hingga 520 °C. Suhu yang cukup tinggi untuk membuat lemak tubuh terbakar dan menguapkan jaringan lunaknya. Penurunan suhu yang terjadi secara mendadak, membantu sisa-sisa manusia tersebut mengeras menjadi kaca.

Herculaneum bukan satu-satunya korban Gunung Vesuvius pada 79 M. Letusan dahsyat itu juga  menghancurkan kota Pompeii, Oplontis, Stabiae, dan beberapa pemukiman kecil lainnya di Roma. Banyak yang tertimbun abu vulkanik, sebagian meninggal tersedak oleh gas yang sangat panas, dan yang lainnya langsung menguap oleh serbuan panas.

Analisis forensik dari studi terbaru lainnya menunjukkan, bahwa banyak korban Gunung Vesuvius meninggal bahkan lebih mengerikan dan berkepanjangan dari yang diyakini sebelumnya. Para penliti menemukan bahwa ratusan orang di Herculaneum kemungkinan besar terperangkap di dalam rumah-rumah perahu, di mana mereka perlahan tapi pasti dipanggang hidup-hidup.

Sementara itu, otak yang telah mengeras juga bisa menawarkan lebih banyak petunjuk. “Jika kita berhasil memanaskan ulang bahan itu, mencairkannya, kita mungkin bisa menemukan DNA individunya,” kata Petrone kepada AFP.