Ketika dinosaurus menguasai bumi jutaan tahun yang lalu, planet ini ternyata berada di sisi yang berbeda dari galaksi.
Sebuah animasi terbaru yang dibuat oleh ilmuwan NASA Jessie Christiansen menunjukkan berapa lama dinosaurus menguasai bumi, dan seberapa pendek era keberadaan manusia berada di bumi ketika dibandingkan, dengan melacak gerakan tata surya di dalam galaksi Bima Sakti.
Matahari kita bergerak mengorbit pusat galaksi, dan menyelesaikan satu rotasi setiap kurang lebih 250 juta tahun. Dalam animasi Christiansen diperlihatkan bahwa terakhir kali sistem tata surya berada di titik sekarang ini di galaksi, bumi ada pada periode Trias dimana pada saat itu dinosaurus baru saja mulai muncul di planet kita.
Dan sudah banyak jenis dinosaurus yang kita kenal yang telah berkeliaran di bumi ketika planet ini berada di bagian yang berbeda dari galaksi Bima Sakti.
Christiansen mendapatkan ide untuk mengilustrasikan sejarah ini ketika dia mengadakan sebuah pesta astronomi di California Institute of Technology di Pasadena. Para peserta sangat takjub ketika Christiansen menyebutkan bahwa sistem tata surya kita sebenarnya berada di sisi yang berbeda dari galaksi ketika dinosaurus menguasai bumi.
“Pada saat itu, untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa dengan menggunakan skala waktu saat itu — secara arkeologis, skala pencatatan waktu fosil dan skala waktu astronomis – ternyata bisa saling melengkapi. “Kemudian saya memiliki ide untuk memetakan evolusi dinosaurus sepanjang rotasi galaksi.”
Dan video yang dihasilkan menempatkan kedua linimasa tersebut dalam sebuah perspektif:
I actually made a slightly updated version to address some of the critiques of the original (updated the period of rotation of the Galaxy, took out plesiosaurs since THEY’RE NOT ACTUALLY DINOSAURS JESSIE WHAT KIND OF NERD ARE YOU ANYWAY?!) pic.twitter.com/LjLW6k5IGU
— Dr. Jessie Christiansen (@aussiastronomer) November 7, 2019
Christiansen mengatakan bahwa dibutuhkan sekitar empat jam untuk membuat film ini dengan menggunakan animasi berjangka waktu di PowerPoint. Dia juga memberikan catatan beberapa koreksi pada text di video karyanya, yaitu: plesiosaurus bukanlah jenis dinosaurus, dan satu kali orbit tata surya di galaksi adalah setiap 250 juta tahun (bukan 200 juta tahun).
Gerakan galaksi sesungguhnya jauh lebih rumit dari yang digambarkan di video tersebut. Bintang-bintang lainnya dan sistem planet di galaksi juga ikut bergerak, dengan kecepatan dan orbit yang berbeda-beda. Posisi di dalam lebih cepat daripada bagian luar.
Dan galaksi kita juga bergerak di sepanjang angkasa, perlahan bergerak mendekati galaksi Andromeda.
“Animasi ini hanya menggambarkan bagaimana kita kembali ke titik awal ketika berotasi mengelilingi galaksi, tetapi pada kenyataannya keseluruhan galaksi bergerak dalam jarak rotasi yang lebih besar,” kata Christiansen.
Jadi dalam rotasi sistem tata surya mengelilingi pusat galaksi, kita tidak sesungguhnya kembali ke titik awal. Apa yang ada di sekeliling kita di galaksi sangat berbeda dengan kondisi pada saat ketika berada di titik awal sebelumnya.
Planet bumi, tidak berubah secara drastis; masih mensupport bentuk kehidupan yang kompleks. Kondisi ini secara parsial disebabkan karena jalur orbit matahari di galaksi.
“Sistem tata surya kita tidak bergerak menuju pusat galaksi dan kemudian kembali lagi. Kita selalu berada pada jarak yang sama dari pusat galaksi,” kata Christiansen.
Dengan kata lain, walaupun sistem tata surya kita bergerak di sepanjang galaksi Bima Sakti, tetapi tidak bergerak mendekati pusat galaksi, dimana disana bentuk kehidupan mungkin tidak bisa bertahan.
“Ada banyak sekali bintang di sekitar pusat galaksi, dan secara dinamis kondisi mereka tidak stabil, karena ada banyak radiasi disekitarnya,” kata Christiansen. ”Sistem tata surya kita pastinya tidak bergerak melewati area tersebut.”
Dan itulah alasan mengapa dinosaurus, mamalia, atau berbagai bentuk kehidupan bisa ada di planet bumi, hingga kini.