BAGIKAN
By NASA / WMAP Science Team - http://map.gsfc.nasa.gov/media/121238/ilc_9yr_moll4096.png, Public Domain, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=23285693

Cosmic Microwave Background (CMB) adalah salah satu bukti paling signifikan dari teori Big Bang, yang menjelaskan asal-usul alam semesta. CMB adalah radiasi sisa yang dihasilkan dari tahap awal alam semesta, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, dan kini memenuhi seluruh ruang angkasa. Penemuan dan penelitian tentang CMB telah memberikan wawasan mendalam tentang struktur dan evolusi kosmos.


Apa Itu CMB?

CMB adalah radiasi elektromagnetik yang berasal dari saat alam semesta baru berusia sekitar 380.000 tahun. Sebelumnya, alam semesta sangat panas dan padat sehingga cahaya tidak dapat bergerak bebas, karena terhalang oleh partikel bermuatan seperti elektron dan proton. Namun, ketika alam semesta mendingin hingga mencapai suhu sekitar 3.000 Kelvin, elektron bergabung dengan proton untuk membentuk atom hidrogen. Proses ini disebut rekombinasi, yang memungkinkan cahaya bebas bergerak untuk pertama kalinya.

Radiasi ini terus ada hingga sekarang, tetapi telah “meregang” oleh perluasan alam semesta, sehingga panjang gelombangnya berada dalam spektrum mikrowave dengan suhu sekitar 2,7 Kelvin (-270,45°C).


Penemuan CMB

Pada tahun 1965, dua ilmuwan Amerika, Arno Penzias dan Robert Wilson, secara tidak sengaja menemukan CMB saat mereka sedang melakukan penelitian menggunakan antena radio. Mereka mendeteksi “noise” yang konstan dari semua arah di langit, yang tidak dapat dijelaskan oleh sumber lokal apa pun. Penemuan ini akhirnya dikaitkan dengan prediksi radiasi sisa dari teori Big Bang dan memberikan bukti kuat tentang asal-usul kosmos. Atas temuan ini, mereka dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1978.


Signifikansi CMB dalam Teori Big Bang

  1. Bukti Big Bang
    CMB mendukung teori bahwa alam semesta bermula dari kondisi sangat panas dan padat. Tanpa radiasi ini, sulit menjelaskan bagaimana alam semesta bisa berevolusi dari keadaan awalnya.
  2. Struktur Alam Semesta
    Variasi kecil dalam intensitas radiasi CMB di berbagai arah (disebut anisotropi) memberikan informasi tentang distribusi materi dan energi pada masa awal alam semesta. Data ini membantu ilmuwan memahami pembentukan galaksi dan struktur kosmik lainnya.
  3. Parameter Kosmologi
    Penelitian CMB memungkinkan pengukuran parameter penting seperti:

    • Usia alam semesta (13,8 miliar tahun)
    • Komposisi alam semesta (materi biasa, materi gelap, dan energi gelap)
    • Laju ekspansi alam semesta (konstanta Hubble)

Eksperimen dan Observasi CMB

Beberapa eksperimen penting yang mendalami CMB adalah:

  1. COBE (Cosmic Background Explorer)
    Satelit ini, diluncurkan pada tahun 1989, mengkonfirmasi spektrum termal CMB dan mengukur anisotropi dengan presisi tinggi.
  2. WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Probe)
    Diluncurkan pada tahun 2001, WMAP memberikan peta rinci anisotropi CMB, membantu mengungkap komposisi alam semesta: 4% materi biasa, 23% materi gelap, dan 73% energi gelap.
  3. Planck Satellite
    Diluncurkan pada tahun 2009 oleh European Space Agency (ESA), satelit ini memberikan peta CMB paling rinci hingga saat ini, menyempurnakan pengukuran parameter kosmologi.

Pentingnya CMB untuk Masa Depan

Studi CMB terus berlanjut karena radiasi ini masih menyimpan banyak informasi tentang fenomena seperti:

  • Inflasi kosmik, fase ekspansi cepat alam semesta yang terjadi segera setelah Big Bang.
  • Hubungan antara energi gelap dan ekspansi alam semesta.
  • Asal-usul materi gelap dan interaksinya dengan materi biasa.

Kesimpulan

Cosmic Microwave Background adalah jejak tak tergantikan dari Big Bang yang membawa kita kembali ke masa paling awal alam semesta. Penemuan dan penelitian tentang CMB tidak hanya memperkuat teori Big Bang, tetapi juga membuka tabir misteri tentang struktur, komposisi, dan evolusi alam semesta. Melalui pengamatan lebih lanjut, kita dapat terus menjelajahi rahasia kosmos dan memahami asal-usul keberadaan kita di dalamnya.