Beranda Lifestyle Di Usia Berapa Kenaikan Berat Badan Paling Berisiko?

Di Usia Berapa Kenaikan Berat Badan Paling Berisiko?

BAGIKAN
Ilustrasi orang gemuk(monkeybusinessimages)

Semakin berat badan Anda, semakin besar kemungkinan Anda memiliki risiko mengidap masalah kesehatan.Menurut sebuah studi yang dirilis pada Selasa (18/7/2017) oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health, peningkatan berat badan pada awal dan pertengahan usia dewasa akan meningkatkan resiko kesehatan di kemudian hari.

Orang yang mengalami kenaikan berat badan dalam jumlah sedang (2,22 – 10 kilogram) sebelum usia 55 tahun meningkatkan resiko kematian dini, penyakit kronis dan menurunkan kesempatan untuk mendapatkan hari tua yang sehat. Semakin tinggi kenaikan berat badan, semakin besar pula risikonya.

“Penelitian ini secara sistematis memeriksa hubungan penambahan berat badan dari awal hingga pertengahan masa dewasa dengan resiko kesehatan utama di kemudian hari,” kata peneliti senior Frank Hu, yang juga profesor di bidang nutrisi serta epidemiologi dan Ketua Departemen Nutrisi Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Adapun studi tersebut menganalisis data dari 93.000 peserta di mana berat badan mereka ditimbang pada usia 18 hingga 21 tahun, dan dilihat kembali 37 tahun kemudian. Hasilnya didapati bahwa rata-rata wanita mengalami kenaikan berat badan 10 kilogram, sementara pria naik rata-rata 8,6 kilogram. Dan mereka yang yang memperoleh tambahan berat lebih banyak juga menderita lebih banyak penyakit.

“Temuan menunjukkan bahwa bahkan jumlah kenaikan berat badan yang sedikit bisa memiliki akibat pada kesehatan,” kata Frank.

Parahnya, awal dan pertengahan masa dewasa adalah saat kebanyakan orang justru bertambah berat badannya. Ini karena metabolisme mereka melambat, lebih rentan cedera, dan menjadi kurang aktif pada usia 30 dan 40-an karena harus bekerja lebih lama dan memiliki tanggung jawab lebih besar dibanding saat berusia 20-an.

Studi lain dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan University of Cambridge di Inggris pada tahun lalu menyebutkan kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan dengan risiko kematian dini.

Selain itu pada tahun 2013, 500 periset dari lebih 300 institusi global yang tergabung dalam Global Mortality Collaboration BMI (Body Mass Index), menyatakan bahwa untuk setiap kenaikan lima unit dalam BMI (dari, katakanlah, dari 30 sampai 35), maka meningkat pula risiko kematian karena penyakit jantung sebesar 49 persen, 38 persen untuk kematian akibat penyakit pernafasan dan 19 persen untuk kematian akibat kanker.

BMI menghitung berat badan, otot, lemak dan tulang dalam kaitannya dengan tinggi dan jenis kelamin. BMI 25 sampai 29,9 dianggap kelebihan berat badan, dan mereka yang memiliki BMI 30 atau lebih dianggap obesitas; sementara orang gemuk yang tidak sehat memiliki BMI 44,9 atau lebih.

Perlu juga diketahui bahwa bahaya kelebihan berat badan lebih besar pada orang muda dibanding pada orang tua, dan pada pria daripada pada wanita.

Intinya, ada risiko kesehatan yang signifikan terkait dengan kelebihan berat badan. “Dokter perlu memberi nasihat kepada pasien tentang bahaya kelebihan berat badan yang mencakup risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi, penyakit kardiovaskular, kanker dan kematian dini,” kata Shilpa Bhupathiraju, ilmuwan penelitian di departemen nutrisi di Harvard Chan School of Public Health.