BAGIKAN
(George Poinar Jr./OSU)

Para ilmuwan baru-baru ini berhasil mengidentifikasi sejenis bunga misterius yang sangat langka. Bunga ini pernah tumbuh dan mekar pada masa periode kapur (145 – 66 juta tahun yang lalu). Dengan nama latin Valviloculus pleristaminis, bunga purba yang terawetkan dalam batuan ambar ketika dinosaurus masih menguasai Bumi. Hasil penemuan ini telah dilaporkan oleh para peneliti dari Oregon State University di Journal of Botanical Research Institute of Texas.

Bunga purba ini diawetkan oleh getah pohon hingga 100 juta tahun lamanya sampai membatu. Sampai akhirnya para ilmuwan yang meneliti ke Myanmar menemukannya. Sudah sejak lama di negara ini ditemukan berbagai fosil hewan purba kecil yang telah terperangkap dalam ambar.

“Ini bukanlah seperti bunga natal biasa, tetapi ini adalah keindahan, karena pernah menjadi bagian dari hutan yang pernah ada sekitar 100 juta tahun yang lalu,” kata George Poinar Jr, seorang professor emeritus dari Oregon State University.

Poinar Jr, ahli entomologi yang berusia 84 tahun ini dikenal secara luas sebagai ilmuwan yang mempopulerkan fenomena serangga dan nematoda prasejarah yang terperangkap di dalam resin (getah) pohon yang membeku selama rentang waktu geologis. Fenomena ini juga ikut dipopulerkan dalam novel dan film sains fiksi Jurassic Park.

(George Poinar Jr./ OSU)

Poinar Jr. telah berfokus pada bidang ini sejak beberapa dekade lampau dan hingga kini masih terus menghasilkan karya-karya akademis yang luar biasa. Dalam beberapa tahun ini, dia berhasil menemukan sejenis kutu purba, menemukan genus baru serangga, melacak awal mula dari malaria dan yang terbaru adalah bunga purba yang terlupakan ini.

V.pleristaminis yang merupakan sebuah genus dan spesies bunga baru, termasuk yang terbaru dalam jenis tumbuhan bunga yang terus berkembang hingga kini.

“Bunga jantan ini sangat kecil, sekitar dua milimeter diameternya dan memiliki 50 benang sari yang berbentuk seperti spiral, dengan putik yang menjulang kelangit,” kata Poinar.

“Selain ukurannya yang sangat kecil, detil dari bunga ini sangatlah luar biasa. Spesimen kami ini mungkin merupakan bagian dari sebuah klaster tumbuhan yang terdiri dari banyak tumbuhan bunga yang mirip, beberapa diantaranya kemungkinan bunga betina.”

Spesimen ini ditemukan pada tambang amber yang berada di Myanmar, yang telah diawetkan oleh deposit sedimen laut yang berasal dari masa pertengahan periode kapur sekitar 99 juta tahun yang lalu.

Menurut para peneliti, V.pleristaminis, adalah salah satu contoh dari angiosperm (tumbuhan yang berbunga), yang kemungkinan masuk ke dalam ordo Laurales, secara khusus memiliki kemiripan dengan keluarga tumbuhan Monimiaceae dan Atherospermataceae.

Tetapi bunga yang langka dan aneh ini tidak hanya memberikan petunjuk tentang evolusi tumbuhan bunga. Menurut Poinar Jr., V.pleristaminis dan fosil-fosil angiosperm amber Burma lainnya mungkin juga bisa membantu para ilmuwan dalam memahami misteri tentang supercontinent Gondwana purba tempat tumbuhan ini pertama kali tumbuh.

Secara khusus, V.pleristaminis pernah tumbuh pada bagian daratan Gondwana yang juga dikenal dengan Blok Burma barat, yang kemudian memisahkan diri dari supercontinent Gondwana pada satu titik masa yang tidak diketahui dalam sejarah.

Kapan persisnya peristiwa itu terjadi masih menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan hingga kini. Beberapa hipotesis geologi menyebutkan bahwa proses pemisahan tersebut terjadi sekitar 500 juta tahun yang lalu.

(George Poinar Jr./ OSU)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ponar Jr, diketahui bahwa Blok Burma Barat tidak memecah dari Gondwana sebelum masa awal periode Kapur, karena angiosperm baru mulai tumbuh dan berdiversifikasi sekitar 100 juta tahun yang lalu.

Dan perdebatan ilmuwan tentang hal ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Tetapi penemuan V.pleristaminis di dalam batuan amber ini memberikan pencerahan dan juga sebuah pemikiran baru tentang masalah ini. Sebuah rahasia yang menunggu untuk diceritakan selama hampir 100 juta tahun.

Penentuan kapan terjadinya migrasi tektonik Blok Burma Barat dari supercontinent Gondwana belum bisa ditetapkan dengan pasti, tetapi usia batuan amber sekitar 100 juta tahun dan tumbuhan yang mirip dengan fosil hewan dan tumbuhan yang tumbuh di belahan bumi selatan mungkin bisa menjadi faktor yang memberikan solusi untuk masalah ini,” tulis para peneliti.