BAGIKAN
(Amit Gaur/Unsplash)
(Amit Gaur/Unsplash)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa plasenta, para peneliti menemukan beberapa mikroplastik yang terkandung di dalamnya. Keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia sudah ditemukan sebelumnya. Namun, penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Environment International ini bisa menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.

Mikroplastik adalah partikel yang berukuran lebih kecil dari 0,5 sentimeter yang berasal dari degradasi benda-benda plastik yang ada di lingkungan. Partikel-partikel tersebut dapat tertelan oleh hewan maupun manusia, meskipun konsekuensinya belum bisa dipastikan.

“Karena peran penting plasenta dalam mendukung perkembangan foetus dan bertindak sebagai antarmuka dengan lingkungan eksternal, keberadaan partikel plastik yang berpotensi berbahaya menjadi masalah yang sangat memprihatinkan,” tulis para peneliti dalam laporannya.

Plasenta yang diperoleh berasal dari enam wanita yang sehat dan menjalani persalinan normal. Mereka juga telah terseleksi berdasarkan berbagai kriteria kesehatan tertentu. Selanjutnya plasenta yang dikumpulkan disimpan dalam suatu lingkungan bebas plastik.

Setelah dilakukan ekstraksi untuk mendapatkan mikroplastik dari setiap plasenta, para peneliti menganalisisnya menggunakan Mikrospektroskopi Raman. Dan dari keempat plasenta, mereka menemukan 12 mikroplastik berwarna, berukuran antara 5 hingga 10 mikrometer. Di mana dua mikroplastik di antaranya lebih kecil dari 5 mikrometer, yang dapat dengan mudah terangkut dalam darah.

Empat potongan mikroplastik ditemukan di jaringan yang ada di sisi plasenta ibu. Lima potongan berada lebih dekat dengan janin yang sedang berkembang. Sedang tiga potongan sisanya ditemukan tertanam di selaput halus yang membentuk dinding di sekitar cairan ketuban.

Bagaimana serpihan plastik kecil itu sampai di sana, para peneliti tidak dapat mengetahuinya secara pasti. Dan tidak mungkin untuk mengetahuinya apakah kemunculannya melalui sistem pernapasan atau sistem saluran pencernaan.

Selain itu penting untuk diketahui bahwa jumlah jaringan yang diambil untuk analisis hanya mewakili beberapa persen dari massa organ. Dengan demikian menunjukkan jumlah potongan mikroplastik jauh lebih banyak secara keseluruhan.

Semua partikel berwarna menggunakan senyawa yang biasanya digunakan untuk mewarnai plastik, cat, dan kosmetik. Mungkin terkait dengan berbagai produk make-up. Sedangkan beberapa potongan lainnya mengandung suatu zat yang digunakan pada kutek.

“Faktanya, dilaporkan bahwa, sekali ada dalam tubuh manusia, mikroplastik dapat mengakumulasi dan menggunakan toksisitas lokal dengan menginduksi dan / atau meningkatkan respon imun dan karenanya, berpotensi mengurangi mekanisme pertahanan terhadap patogen dan mengubah pemanfaatan simpanan energi”  tulis para peneliti.

“Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai apakah keberadaan mikroplastik dapat memicu respons kekebalan atau dapat menyebabkan pelepasan kontaminan beracun, yang mengakibatkan bahaya.”