BAGIKAN
Image by Hans Benn from Pixabay

Dalam sebuah penelitiannya terhadap lebah yang biasa membantu penyerbukan bunga di sebuah ladang tanaman di Argentina, para peneliti menemukan bahwa lebah-lebah tersebut telah membangun sarang mereka yang terbuat dari benda asing berupa serpihan dan potongan sampah plastik.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Apidologie.

Dalam upayanya, selama musim semi dan musim panas di tahun 2017 hingga 2018, para peneliti dari Institut Teknologi Pertanian Nasional Argentina memeriksa sarang mereka setiap bulan untuk meneliti tanda-tanda aktivitas dari lebah. Mereka menyiapkan 63 sarang perangkap di sekitar ladang tanaman. Struktur sarang yang mirip dengan hotel lebah untuk para lebah soliter (penyendiri). Dilengkapi dengan tabung panjang berlubang, mirip dengan lubang sarang lebah pada umumnya sebagi tempat untuk membesarkan larva.

Lebah dapat melapisi rongga-rongga ini dengan berbagai bahan yang mereka dapatkan selama pencariannya seperti lumpur, daun, batu, kelopak dan getah. Lebah membangun sarangnya dengan bahan-bahan ini menjadi sebuah sarang yang lebih nyaman di dalam rongga, terdiri dari berbagai ruangan kecil tempat pengeraman yang memanjang, masing-masing ditempati larva lebah yang sedang tumbuh.

Para peneliti menemukan hanya tiga buah sarang saja yang telah digunakan oleh lebah. Dua sarang di antaranya dibangun dengan memanfaatkan lumpur dan kelopak, yang didiami oleh lima lebah dewasa yang sehat dari tempat tersebut.

Sementara sarang yang ketiga memiliki tiga buah rongga yang keseluruhannya terbuat dari plastik. Dengan hati-hati lebah telah memotong membentuk plastik tersebut membentuk sebuah lonjongan dan oval yang kemudian disusun secara tumpang tindih. Dua rongga pertama terbuat dari plastik tipis berwarna biru muda, mirip dengan kantong plastik belanja, sedangkan rongga ketiga terbuat dari plastik putih yang lebih tebal.

Dari pengamatan, dua rongga sel terbuat dari plastik yang telah ditempati ini, didapatkan satu larva mati dan yang lainnya tumbuh hingga dewasa. Menunjukkan bahwa plastik mungkin bukan pilihan terbaik sebagai bahan bangunan untuk sarang, tetapi mungkin juga bukan yang terburuk.

Tim tidak dapat membuat identifikasi positif dari lebah yang telah membangun sarang, tetapi mereka percaya bahwa itu mungkin lebah-lebah pemotong daun alfalfa (Megachile rotundata). Spesies lebah Eropa yang diperkenalkan yang sebelumnya dilihat tim di lokasi penelitian, dan gaya hidupnya cocok.

Ini adalah lebah soliter yang sesuai namanya, memotong daun untuk melapisi sarangnya, mirip dengan cara di mana potongan-potongan plastik dipangkas. Dan, di Amerika Utara, para ilmuwan telah mendokumentasikan lebah khusus ini menggunakan plastik untuk membangun sel induk individu dalam sarang yang lebih besar.


Searah jarum jam: Limbah plastik tersangkut di pagar; sarang lebah plastik; potongan-potongan plastik; sel-sel. (Allasino et al., Apidologie, 2019)

Apa yang membuat sarang baru ini begitu mencolok adalah bahwa semua rongga sel di dalam sarang itu terbuat dari plastik; dan ini adalah kasus pertama yang didokumentasikan di mana dua jenis plastik berbeda telah dimanfaatkan.

Menurut para peneliti, lebah memiliki fleksibilitas adaptif yang akan memungkinkan mereka secara cepat untuk mengikuti perubahan lingkungan.

“Namun, itu bisa menyoroti kapasitas respon lebah dalam mencari bahan alternatif untuk pembangunan sarang mereka dalam menghadapi gangguan manusia.” tulis para peneliti.

Atau itu mungkin berarti bahwa herbisida yang digunakan di ladang mengurangi jumlah tanaman yang lebih cocok untuk sarang lebah. Atau, karena lebah dalam contoh ini hanya menggunakan plastik, tanpa dedaunan, ia lebih memilih material itu karena alasan lain – mungkin plastik memberikan keuntungan adaptif yang tidak kita sadari, seperti beberapa burung menggunakan puntung rokok untuk mengusir parasit .

Perlu beberapa pengujian dengan jumalah sarang yang lebih banyak untuk mengetahui secara lebih pasti.