Ada kesamaan jejak dengan yang berada di Mars.
Tanah tertua di Bumi telah ditemukan didalam singkapan batuan kuno di Greenland. Diperkirakan usianya mencapi 3,7 miliar tahun, lebih tua dari temuan sebelumnya di Australia yang berusia 3,5 miliar tahun.
Ditemukan dalam formasi batuan metamorf di Greenland barat daya, tanah yang dicurigai itu terekspos di bawah tutupan es dan terlihat selama survei menggunakan helikopter oleh rekan penulis studi Nora Noffke, seorang ahli sedimentologi dari Old Dominion University. Ia memperhatikan karakteristik tertentu seperti tanah di batuan yang terbuka, termasuk lumpur dan pasir kristal. Selanjutnya, ia menganalisis sampel di laboratorium dan bekerja sama dengan Retallack, seorang geolog dari University of Oregon.
Seperti yang dilaporkan oleh penulis dalam penelitian yang telah diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology, serangkaian tes geokimia dan mikroskopik mengidentifikasi sampel sebagai paleosol: fosil tanah purba yang terbentuk oleh berbagai proses secara fisika, kimia atau biologi yang mengubahnya dari batuan induknya.
Retallack mengatakan bahwa paleosol tersebut menghadirkan pandangan sekilas tentang bagaimana lanskap dan iklim di awal sejarah planet ini.
“Profil tanah ini luar biasa dalam memberi kita pandangan tentang kondisi di daratan jauh lebih awal dari yang diketahui sebelumnya,” kata Retallack. “Bumi tidak dapat didiami oleh manusia atau hewan lain, karena mineral di tanah telah menunjukkan bahwa kebaradaan oksigen sangat sedikit di udara. Pelapukan saat itu juga tampak aneh, karena lebih mirip pelapukan yang disebabkan oleh asam sulfat daripada pelapukan modern seperti oleh hujan dan industri. Paleosol asam sulfat seperti itu juga telah ditemukan di Mars, di mana sama-sama berusia sekitar 3,7 miliar tahun.”
Para penulis juga menemukan tanda-tanda bahwa kehidupan organisme mungkin telah menghuni tanah, menjadikannya sebagai bukti awal kehidupan di daratan.
“Karakteristik rasio isotop karbon di seluruh paleosol adalah indikasi menggiurkan tentang kehidupan di tanah jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Retallack. “Meskipun asal usul kehidupan telah dipandang berasal di sebuah kolam kecil yang hangat atau mata air yang panas, penemuan ini menyemangati bagi mereka yang berpikir bahwa kehidupan berasal dari tanah.”
Penampang tipis dari batu telah diarsipkan sebagai spesimen di museum Condon Collection of Fossils. Retallack dan Noffke merencanakan penyelidikan tambahan untuk mengetahui lebih lanjut tentang senyawa organik yang terdapat pada batu.