BAGIKAN
Credit: Pixabay/CC0 Public Domain

Pembangunan terkini di bidang fisika telah menghasilkan temuan yang menarik yang mungkin mendukung teori kontroversial bahwa kita hidup di dunia yang disimulasikan. Dr. Melvin Vopson, seorang fisikawan dari University of Portsmouth, telah menjelajahi ranah fisika informasi dan menemukan hukum kedua infodinamika, yang menantang konsep ilmiah konvensional. Penelitian revolusioner ini, yang diterbitkan dalam AIP Advances, memiliki dampak yang luas dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, mulai dari penelitian genetika hingga fisika atom dan kosmologi.

Hipotesis semesta yang disimulasikan mengusulkan bahwa realitas kita sebenarnya adalah konstruksi buatan, mirip dengan simulasi komputer, di mana manusia hanyalah karakter atau konstruksi semata. Teori ini, didukung oleh tokoh terkenal seperti Elon Musk, berakar dalam fisika informasi, mengusulkan bahwa blok bangunan mendasar realitas fisik kita adalah bit informasi.

Dr. Melvin Vopson telah berada di garis depan eksplorasi ini, dengan penelitiannya sebelumnya mengusulkan bahwa informasi memiliki massa dan bahwa partikel-elementer menyimpan informasi tentang diri mereka sendiri, mirip dengan cara manusia memiliki DNA. Pada tahun 2022, ia membuat penemuan revolusioner, mengungkapkan hukum kedua infodinamika, yang menantang konsep entropi konvensional.

Temuan Kunci dan Implikasinya

Penelitian Dr. Vopson memiliki dampak yang luas, memberikan wawasan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan:

1. Sistem Biologis: Hukum kedua infodinamika menantang pemahaman konvensional tentang mutasi genetik, mengusulkan bahwa mereka mengikuti pola yang diatur oleh entropi informasi. Penemuan ini memiliki dampak mendalam pada penelitian genetika, biologi evolusioner, terapi genetik, farmakologi, virologi, dan pemantauan pandemi.

2. Fisika Atom: Penelitian ini menjelaskan perilaku elektron dalam atom multi-elektron, memberikan wawasan tentang fenomena seperti aturan Hund. Elektron menyusun diri untuk meminimalkan entropi informasi mereka, memberikan wawasan berharga dalam fisika atom dan stabilitas zat kimia.

3. Kosmologi: Hukum kedua infodinamika terungkap sebagai kebutuhan kosmologis, dengan pertimbangan termodinamika mendukung validitasnya dalam sebuah alam semesta yang mengembang secara adiabatis. Hukum ini juga memberikan penjelasan tentang prevalensi simetri dalam alam semesta. Tingkat simetri tinggi sesuai dengan keadaan entropi informasi terendah, yang potensial menjelaskan kecenderungan alam terhadap simetri.

Penelitian Dr. Vopson sebelumnya mengusulkan bahwa informasi adalah blok bangunan mendasar alam semesta dan memiliki massa fisik. Ia bahkan berspekulasi bahwa informasi mungkin menjadi materi gelap, sebagian besar dari alam semesta. Teori ini, dikenal sebagai prinsip kesetaraan massa-energi-informasi, mendapat dukungan dari hukum kedua infodinamika, yang potensial menguatkan gagasan bahwa informasi adalah entitas fisik, setara dengan massa dan energi.

Langkah Selanjutnya

Meskipun temuan ini revolusioner, pengujian empiris adalah penting untuk lebih mendukung teori-teori ini. Dr. Vopson menyarankan satu rute yang mungkin: melakukan eksperimen untuk mengkonfirmasi eksistensi keadaan materi kelima dalam alam semesta melalui tumbukan partikel-antipartikel. Eksperimen semacam itu mungkin bisa merombak pemahaman kita tentang fisika dan membawa kita lebih dekat untuk menjawab pertanyaan tua: Apakah kita hanyalah karakter dalam dunia virtual canggih?

Penelitian Dr. Melvin Vopson telah membuka pintu baru dalam eksplorasi hipotesis semesta yang disimulasikan dan hubungannya dengan fisika informasi. Saat sains mendalami implikasi hukum kedua infodinamika, kita mungkin berada di ambang pergeseran paradigma besar, yang mungkin membawa kita lebih dekat untuk menjawab pertanyaan kuno: Apakah kita hanyalah karakter dalam dunia virtual yang canggih?