BAGIKAN
(University of Maryland School of Medicine)

Untuk pertama kalinya, jantung babi telah berhasil ditransplantasikan pada seorang pasien yang nyaris tidak memiliki harapan untuk hidup.

Para ahli bedah dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, menggunakan jantung dari babi yang genetikanya telah direkayasa terlrbih dulu.

Sebelumnya, ginjal dari babi yang telah direkayasa genetikanya dengan cara serupa, juga telah berhasil dalam uji cobanya ditransplantasikan pada manusia.

David Bennett adalah seorang pasien yang telah menghabiskan waktu selama beberapa bulan terakhir terbaring dan bertumpu pada mesin yang menopang hidupnya  selama itu.

Sayangnya, ia dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi organ jantung biasa.

Food and Drug Administration akhirnya memberikan izin darurat untuk operasi tersebut, sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan hidupnya.

“Ini adalah operasi terobosan dan membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ,” kata Bartley Griffith, yang melakukan transplantasi jantung babi.

“Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan.”

Lalu mengapa babi harus direkayasa terlebih dulu genetikanya sebelum organ tubuhnya layak ditransplantasikan?

Sel babi mengandung molekul gula yang disebut alpha-gal yang akan memicu penolakan secara langsung oleh kekebalan tubuh manusia sendiri. Untuk mengatasinya, babi perlu direkayasa genetikanya agar tidak menghasilkan alpha-gal tersebut.

Kurangnya pasokan organ donor menyebabkan kesulitan dalam perawatan pasien yang memerlukan pertolongan. Selain itu, perlu kecocokan antara organ yang ditranplantasikan dengan tubuh penerima donornya.

Untuk memenuhi permintaan, para dokter telah lama tertarik pada apa yang disebut sebagai xenotransplantation , atau donasi organ lintas spesies.  Di mana percobannya telah dilakukansejak abad ke-17.

Babi telah lama dilirik sebagai salah satu hewan yang berpotensi untuk berbagi organnya dengan manusia. Dibandingkan monyet dan kera, organ babi lebih mirip dengan yang dimilki oleh manusia.

Bennett, yang berusia 57 tahun, kini sedang dipantau dengan cermat untuk menentukan bagaimana kinerja organ barunya tersebut.

“Lebih baik mati atau melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu ini seperti untung-untungan, tapi itu pilihan terakhir saya,” katanya sebelum operasinya dilakukkan.