Beranda Lingkungan Karbon dioksida 2021 Diperkirakan Melonjak 50% dari Awal Revolusi Industri

Karbon dioksida 2021 Diperkirakan Melonjak 50% dari Awal Revolusi Industri

BAGIKAN
(Luuk Wouters/Unsplash)
(Luuk Wouters/Unsplash)

Kandungan karbon dioksida di atmosfer tahun 2021 akan mencapai tingkat 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan era sebelum revolusi industri yang disebabkan emisi buatan manusia, Met Office di Inggris memperkirakan.

Mauna Loa Observatory adalah sebuah stasiun penelitian sistem Bumi di Hawaii. Bertujuan untuk mengukur konstituen atmosfer yang berdampak terhadap perubahan iklim dan kerusakan ozon. Mereka memperkirakan bahwa kandungan CO2 rata-rata tahunan pada tahun 2021 akan lebih tinggi sekitar 2,29 ppm (bagian per sejuta) dibandingkan tahun 2020. Penyebabnya adalah emisi dari bahan bakar fosil dan penggundulan hutan.

Saat era indutri dimulai, kandungan CO2 mencapai 278 ppm. Namun di sebagian waktu di tahun 2021, mereka memperkirakan kandungan CO2 akan melonjak lebih dari 50% yaitu sebesar 417 ppm.

Met Offiice adalah layanan meteorologi nasional untuk Inggris. Mereka telah mengeluarkan prakiraan tahunan CO2 di Mauna Loa sejak 2016. Mereka memperkirakan bahwa lonjakan ini terlepas dari penurunan emisi gas rumah kaca yang signifikan di tahun 2020 karena pandemi. Juga, pola cuaca yang terkait dengan peristiwa La Niña. Karena peristiwa ini akan memicu ledakan pertumbuhan sementara di hutan tropis. Lalu menyerap sebagian emisi yang dihasilkan manusia.

“Karena CO2 berada di atmosfer untuk waktu yang sangat lama. Emisi setiap tahun bergabung dengan emisi tahun-tahun sebelumnya dan menyebabkan jumlah CO2 di atmosfer terus meningkat,” kata Richard Betts, produser utama dari laporan perkiraan CO2 tahunan Met Office.

“Meskipun pandemi COVID-19 berarti bahwa lebih sedikit CO2 dilepaskan di seluruh dunia pada tahun 2020 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun hal itu masih menambah penumpukan yang sedang berlangsung di atmosfer.”

(Credit : Met Office)

Pemantauan secara terus menerus dari Mauna Loa terhadap tingkat CO2 atmosfer telah dilakukan sejak 1958 oleh David Keeling. Di mana hasilnya menunjukkan fluktuasi yang bergantung pada musim. Tetapi, tingkat CO2 atmosfer terus meningkat setiap tahunnya.

Grafik ‘Keeling Curve’ yang ikonik adalah simbol kuat dari pengaruh umat manusia yang semakin cepat terhadap sistem iklim global. Konsentrasi CO2 dalam catatan Kurva Keeling pertama kali mencapai 348 ppm, 25% di atas tingkat pra-industri, pada tahun 1986.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan emisi dari energi, produksi makanan, transportasi dan industri harus turun lebih dari 7 persen setiap tahun selama dekade berikutnya untuk menjaga agar tujuan suhu dari kesepakatan iklim Paris tetap berjalan. Kesepakatan Paris 2015 memerintahkan negara-negara untuk membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah dua derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, dan 1,5 C jika memungkinkan.

Dengan pemanasan lebih dari 1 C sejauh ini, Bumi telah dilanda peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis yang dipicu oleh kenaikan permukaan laut.

Met Office mengatakan butuh sekitar 200 tahun agar konsentrasi CO2 meningkat 25 persen sejak era industri dimulai.

“Tapi sekarang hanya butuh 30 tahun kemudian, kita mendekati peningkatan 50 persen,” kata Betts.

“Membalikkan tren ini dan memperlambat kenaikan CO2 di atmosfer akan membutuhkan pengurangan emisi global, dan menghentikannya akan membutuhkan penurunan emisi global ke nol bersih.”

Perkiraan karbon dioksida Met Office untuk tahun 2021 dapat ditemukan di sini.