BAGIKAN
Image by Pexels from Pixabay

Danau yang muncul di Alaska karena lapisan es yang mencair “menyemburkan” metana ke atmosfer, kata seorang ilmuwan yang bekerja dengan NASA. Danau-danau ini, yang disebut sebagai termokarst, begitu dipenuhi oleh gas yang merusak iklim sehingga dapat terlihat menggelegak ke permukaan. Danau ini akan muncul semakin banyak saat lapisan es Alaska mencair seiring peningkatan suhu dan meningkatnya kebakaran hutan, menurut sebuah studi di tahun 2021.

Arctic Boreal Vulnerability Experiment (ABoVE) NASA sedang mempelajari pengaruhnya terhadap perubahan iklim, menurut NASA.

Danau-danau termokarst muncul ketika lapisan es, tanah yang seharusnya tetap beku sepanjang tahun, mulai mencair. Saat ini terjadi, balok es besar yang terjepit tanah juga mencair, yang menyebabkan tanah runtuh puluhan centimeter.

“Bertahun-tahun yang lalu, tanahnya sekitar tiga meter lebih tinggi dan itu adalah hutan cemara,” kata Katey Walter Anthony, seorang ahli ekologi di University of Alaska-Fairbanks, menggambarkan termokarst yang disebut danau Big Trail di Alaska. Dia elah bekerja dengan proyek ABoVE NASA untuk mempelajari efek danau Big Trail terhadap perubahan iklim.

Saat air menyerbu lubang pembuangan yang tertinggal, begitu juga bakteri.

Gelembung metana muncul di permukaan Danau Big Trail. ( Sofie Bates/NASA )

“Di Big Trail Lake, ini seperti membuka pintu freezer Anda untuk pertama kalinya dan memberikan semua makanan di freezer Anda ke mikroba untuk membusuk,” kata Walter Anthony kepada Business Insider.

“Saat mereka menguraikannya, mereka mengeluarkan gas metana,” katanya.

Ada jutaan danau di Kutub Utara, tetapi sebagian besar berusia ribuan tahun dan tidak mengeluarkan banyak gas lagi, menurut NASA.Hanya danau-danau yang lebih baru, seperti Big Trail, yang muncul kurang dari 50 tahun yang lalu, yang mengeluarkan tingkat gas yang tinggi. Dan ini jumlahnya jtidak sedikit.

Sebelumnya dilaporkan bahwa danau sejenis ini mengeluarkan begitu banyak metana sehingga mudah untuk membakarnya setelah menmbus es dengan cepat, seperti yang dapat dilihat dalam video di bawah ini.

Meskipun karbon dioksida (CO2) tetap menjadi pendorong utama jangka panjang krisis iklim, kebocoran metana telah menjadi isu utama untuk membantu mengendalikan perubahan iklim dalam jangka pendek.

Metana adalah gas rumah kaca, yang berarti menyimpan panas yang memancar dari Bumi lalu terperangkap di atmosfer alih-alih membiarkan Bumi mendingin.

Ini jauh lebih kuat daripada CO2, sekitar 30 kali lebih efektif dalam memerangkap panas. Tapi itu juga menghilang lebih cepat daripada CO2, yang bertahan di atmosfer, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

“Mengurangi emisi metana adalah alat penting yang dapat kita gunakan saat ini untuk mengurangi dampak perubahan iklim dalam waktu dekat, dan dengan cepat mengurangi laju pemanasan,” kata Rick Spinrad, kepala NOAA, sebelumnya.

Metana juga “berkontribusi pada pembentukan ozon di permukaan tanah, yang menyebabkan sekitar 500.000 kematian dini setiap tahun di seluruh dunia,” kata Spinrad.

Aktivitas manusia seperti pertanian, eksploitasi bahan bakar, dan tempat pembuangan sampah merupakan penyumbang besar emisi metana. Tetapi sumber alami seperti lahan basah juga bisa menjadi kontributor besar metana, menurut NOAA.

Memahami bagaimana mereka dapat berkembang adalah penting karena kenaikan suhu dapat menyebabkan “umpan balik” yang “sebagian besar berada di luar kemampuan manusia untuk mengendalikannya,” kata NOAA.