BAGIKAN
Fosil gigi Sikuomys mikros seukuran butiran pasir terlihat di bawah mikroskop. Credit: Jaelyn Eberle

Sebuah tim ahli paleontologi yang bekerja di utara Alaska telah menemukan fosil mamalia kecil yang hidup sekitar 73 juta tahun yang lalu, pada periode Kapur Akhir. Penelitian ini dipimpin oleh Jaelyn Eberle dari University of Colorado Boulder dan hasilnya telah diterbitkan di Journal of Systematic Palaeontology.

Mamalia ini diberi nama ilmiah Sikuomys mikros, yang berasal dari kata “Siku” dalam bahasa Iñupiaq yang berarti “es,” serta kata “mys” dan “mikros” dari bahasa Yunani yang berarti “tikus” dan “kecil.” Meskipun namanya adalah tikus es kecil, mamalia ini sebenarnya bukan tikus, tetapi termasuk dalam keluarga mamalia yang telah punah yang disebut Gypsonictopidae. Mamalia ini tampaknya kecil dan mungkin memiliki penampilan mirip dengan tikus kecil modern. Beratnya diperkirakan sekitar 11 gram, atau kurang dari berat kaleng minuman ringan aluminium yang kosong.

Tikus es kecil ini hidup sepanjang tahun di utara Alaska, yang pada saat itu berada jauh lebih utara daripada posisi saat ini, yaitu di atas Lingkaran Arktik Bumi. Di sana, tikus es hidup dalam kondisi yang sangat keras, termasuk musim dingin yang panjang dengan hingga empat bulan kegelapan total dan suhu yang turun di bawah titik beku.

Meskipun tidak hibernasi, tikus es ini tetap aktif sepanjang tahun dengan menggali lubang di bawah dedaunan atau tanah dan mencari makanan, seperti serangga dan cacing. Para peneliti, termasuk dari University of Alaska Fairbanks dan Florida State University, menggali fosil-fosil ini dari endapan di sepanjang sungai Colville, dekat Laut Beaufort di pantai utara Alaska. Lokasi ini terpencil, dan tim peneliti harus menggunakan snowmobile atau pesawat bush untuk mencapai tempat tersebut.

Penemuan fosil-fosil ini memberikan wawasan baru tentang ekosistem purba di utara Alaska, di mana hewan-hewan beradaptasi dengan iklim musiman yang drastis, termasuk musim dingin yang membeku dan kegelapan yang panjang. Salah satu misteri menarik adalah mengapa tikus es ini sangat kecil. Sebagai tanggapan terhadap kondisi musim dingin yang keras di Alaska, hewan-hewan kecil seperti tikus es mungkin mengalami tekanan seleksi untuk memiliki kebutuhan makanan dan energi yang lebih rendah. Tikus es ini mungkin juga menghabiskan waktu di bawah tanah selama musim dingin, yang dapat membantu mereka bertahan saat kondisi ekstrem yang mengikuti tumbukan meteorit yang mengakibatkan kepunahan dinosaurus sekitar 66 juta tahun yang lalu.