BAGIKAN

Neokorteks adalah bagian dari otak manusia yang menjadi pusat berbagai fungsi kognitif, seperti pengolahan sensorik, pemrosesan informasi, dan pengendalian gerakan. Bagian ini terdiri dari lapisan-lapisan neuron yang kompleks dan berfungsi dengan mikrosirkuit tertentu yang memungkinkan berbagai aktivitas otak dilakukan secara terorganisir dan efisien.

Dalam perkembangan penelitian, Vernon Mountcastle menjadi salah satu tokoh kunci yang mengusulkan bahwa neokorteks terdiri dari unit-unit mikro yang disebut kolom neokortikal. Kolom-kolom ini adalah struktur vertikal yang terdiri dari sekitar lima ratus mikron dan berfungsi secara seragam, namun menerima dan mengirimkan sinyal yang berbeda berdasarkan input yang diterima dan output yang dihasilkan. Mountcastle menemukan bahwa neuron dalam kolom yang sama cenderung merespons stimulus sensorik yang sama, seperti cahaya, suara, atau sentuhan, dan bahwa kolom-kolom ini dapat saling menggantikan fungsi jika terjadi kerusakan pada area tertentu, seperti pada pasien stroke.

Seiring waktu, penelitian yang dilakukan oleh Mountcastle dan para ilmuwan lain memperkuat gagasan bahwa neokorteks tidak hanya berfungsi secara statis. Sebagai contoh, dalam eksperimen pada ferret, ketika input visual dialihkan ke korteks pendengaran, korteks tersebut mampu berfungsi seperti korteks visual dalam memproses informasi visual. Hal ini menunjukkan bahwa daerah neokorteks tidak hanya spesifik tetapi juga dapat saling menggantikan berdasarkan jenis input yang diterima.

Penemuan ini diperkuat dengan studi lebih lanjut yang menunjukkan bahwa kolom-kolom neokortikal dapat merespons berbagai jenis stimulus, mulai dari visual hingga auditori, tergantung pada fungsi spesifik yang diperlukan. Misalnya, korteks visual menangani input dari retina, sedangkan korteks pendengaran menangani input dari telinga. Bahkan pada pasien yang buta sejak lahir, korteks visual masih aktif, tetapi berfungsi untuk mengintegrasikan input sensorik lainnya, seperti suara dan sentuhan.

Studi yang dilakukan oleh Mountcastle dan para ilmuwan lainnya juga menunjukkan pentingnya eksperimen yang melibatkan respon visual dan pendengaran. Misalnya, ketika input visual diblokir atau disesuaikan, aktivitas di korteks visual dapat diukur untuk memahami bagaimana neuron bereaksi terhadap rangsangan visual. Sebaliknya, eksperimen yang mengalihkan input auditori ke korteks visual menunjukkan bahwa neuron di korteks visual dapat merespons suara dengan cara yang mirip dengan bagaimana mereka merespons rangsangan visual.

Eksperimen serupa telah dilakukan pada hewan lain, seperti tikus, yang memiliki kolom neokortikal khusus untuk sentuhan, bau, dan sensasi lainnya. Misalnya, dalam penelitian di mana tikus dilatih untuk merespons sentuhan tertentu pada whisker mereka, neuron di korteks neokortikal yang berhubungan dengan whisker tertentu merespons hanya ke rangsangan tersebut, menunjukkan spesialisasi dalam persepsi sensori tertentu.

Selain itu, eksperimen yang melibatkan pasien yang kehilangan fungsi visual akibat kerusakan korteks visual memperkuat ide bahwa area-area neokorteks dapat saling menggantikan fungsi. Para peneliti menemukan bahwa area korteks visual pada individu buta dapat merespons suara dan sentuhan dengan sangat baik, menunjukkan fleksibilitas fungsi neokorteks yang luar biasa.

Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana neokorteks dapat mengadaptasi dan merespons berbagai jenis informasi sensorik. Dengan memahami mikrostruktur seperti kolom neokortikal, kita dapat lebih baik memahami bagaimana otak manusia bekerja dan bagaimana kerusakan atau perubahan dalam sistem saraf dapat diatasi dengan cara-cara yang luar biasa, bahkan hingga menciptakan kembali fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap spesifik pada daerah tertentu.