Semenjak kedatangan bangsa Eropa pada akhir abad ke-15, penduduk asli Amerika telah berkurang dari 60 iuta menjadi 6 juta jiwa dalam kurun waktu 100 tahun saja. Dengan adanya kolonisasi yang mendatangkan peperangan, kelaparan dan diperparah oleh gelombang wabah penyakit semakin mengurangi jumlah manusia, pada akhirnya akan berdampak pada perubahan iklim yang semakin mendingin, menurut sebuah studi yang telah dilakukan oleh University College London, Inggris, yang dipublikasikan di Quaternary Science Reviews.
Salah satu dari kegunaan tumbuhan adalah menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida. Para peneliti melaporkan bahwa saat jumlah penduduk asli Amerika berkurang, maka terdapat banyak lahan terbuka yang ditinggalkan. Pada akhirnya dipenuhi oleh sejumlah pepohonan baru yang tumbuh secara alami hingga menjadi hutan yang dapat mengurangi tingkat karbon dioksida (CO2), yang pada gilirannya berkontribusi pada pendinginan Bumi.
“Kematian Hebat Masyarakat Adat di Amerika menyebabkan terbengkalainya cukup banyak lahan terbuka sehingga serapan karbon terestrial yang dihasilkan memiliki dampak yang dapat dideteksi pada CO2 atmosfer dan suhu udara permukaan global,” kata penulis studi utama kandidat Alexander Koch (UCL) Geografi).
Kedatangan bangsa Eropa juga artinya membawa serta patogen yang terangkut bersama tubuh mereka dan ditularkan kepada masyarakat lokal yang disebarkan selama kolonisasi melalui peperangan dan perbudakan. Beberapa epidemi penyakit seperti cacar, campak, influenza, dan kolera telah menyulitkan kekebalan tubuh penduduk asli yang sebelumnya tidak pernah mereka temui penyakitnya.
Para ilmuwan percaya bahwa perubahan penggunaan lahan menyebabkan penurunan kadar CO2 yang cukup sehingga konsentrasi gas tersebut di atmosfer akhirnya turun 7 hingga 10 ppm.
Ini bertepatan dengan ‘Zaman Es Kecil’. Sebuah periode yang terjadi antara sekitar tahun 1300 hingga 1870 di mana saat itu banyak dari berbagai belahan dunia telah menurun suhunya menjadi lebih dingin. Dan pada abad ke-16 suhu global berada pada titik terendahnya.
“Ada pendinginan yang kentara di sekitar tahun 1500-an / 1600-an yang disebut sebagai ‘Zaman Es Kecil’, dan yang menarik adalah kita dapat mengetahui bahwa sebuah proses alami memang bisa memberikan sedikit pendinginan, tetapi sebenarnya untuk mendapatkan pendinginan secara utuh Anda perlu memiliki penurunan CO2 ini yang dihasilkan melaui genosida,” kata rekan penulis, Profesor Mark Maslin (UCL Geography).
Tim ini menganalisis bukti yang ada untuk populasi asli menggunakan tujuh wilayah geografis di seluruh Amerika termasuk Karibia, Meksiko, Amerika Tengah dan Wilayah Inca. Mereka menginvestigasi ukuran populasi dan bukti-bukti penggunaan lahan di abad ke-14 hingga ke-15 dan membandingkannya dengan potensi pendorong alami penurunan karbondioksida secara global.
Dr Chris Brierley (UCL Geography), rekan penulis studi ini, mengatakan: “Apa yang kita lihat dari penelitian ini adalah skala dari apa yang diperlukan untuk mengurangi perubahan iklim. The Great Dying menghasilkan sebuah area seukuran Prancis dihutankan kembali dan itu telah memberikan kepada kita hanya beberapa ppm kadar CO2. Ini menunjukkan bahwa reboisasi dapat membantu mengatasi perubahan iklim di masa depan, tetapi hanya sampai pada titik tertentu.”