BAGIKAN
Natasha Connell / Unsplash

Otak kita adalah organ paling kompleks dalam tubuh. Tidak hanya mengontrol fungsi kehidupan dasar seperti pernapasan, fungsi organ, dan gerakan, itu juga di balik proses yang lebih kompleks – mulai dari pikiran, mengendalikan perilaku dan emosi kita, dan menciptakan kenangan.

Tetapi terlepas dari betapa pentingnya otak kita, banyak orang masih tahu sedikit tentang itu.

Seperti inilah penjelasan otak kita.

1. Selalu aktif

Bahkan ketika kita tidur, otak kita selalu aktif. Harus seperti itu agar membuat kita tetap hidup. Tetapi bagian otak yang berbeda bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Otak dibagi menjadi empat pasang lobus di setiap sisi kepala.

Lobus frontal yang terletak di dekat bagian depan kepala dan lobus temporal tepat di bawahnya. Lobus parietal terletak di tengah dan lobus oksipital berada di belakang kepala.

Lobus frontal sering dikaitkan dengan apa yang “membuat kita menjadi manusia”. Terlibat dalam berbagai proses kognitif seperti penalaran, pembelajaran, kreativitas, perhatian dan mengendalikan otot yang digunakan untuk gerakan dan bicara.




Itu juga membantu kita mengingat, dan belajar mengatur emosi dan perilaku.

Lobus parietal terlibat dalam berbagai fungsi. Termasuk pemrosesan sensorik dan numerik, serta informasi visuo-spasial – yang diperlukan untuk pergerakan, kedalaman persepsi, dan navigasi.

Lobus temporal juga menerima informasi yang berkaitan dengan suara – termasuk bahasa yang kita dengar – serta dalam proses memori. Lobus oksipital terlibat dalam pemrosesan visual. Ketika cahaya masuk melalui mata Anda, selanjutnya akan ditransmisikan oleh saraf menuju wilayah ini dan dikonversi menjadi gambar yang Anda “lihat”.

Lobus selanjutnya dibagi menjadi daerah fungsional. Ini adalah wilayah individual dari lobus tertentu yang bertanggung jawab untuk fungsi tertentu. Sebagai contoh, sebuah area di lobus frontal yang disebut area Broca secara khusus terlibat dalam produksi dan pemahaman bahasa.

Dengan memindai otak, para ilmuwan dapat mengukur kapan dan area mana yang menjadi lebih aktif di otak, dengan melihat area mana yang mengalami peningkatan aliran darah, yang memberikan oksigen ekstra yang dibutuhkan olrh area tersebut untuk dapat berfungsi atau melakukan tugas.

Mengetahui setiap bagian otak dan tugasnya masing-masing adalah penting untuk suatu penelitian, dan saat melakukan operasi.

2. Terus menerima informasi

Otak terus menerima aliran informasi. Informasi ini dikendalikan oleh dua jalur, yang menjaga semuanya tetap terkendali. Informasi sensorik adalah apa yang mengalir menuju otak, dan informasi motorik adalah apa yang mengalir keluar dari otak.




Meskipun otak selalu menerima informasi ini, kita sering tidak menyadarinya sebagaimana terjadi di area otak yang memproses informasi “tidak sadar”. Misalnya, berbagai informasi tentang posisi otot dan persendian Anda, selalu dikirim menuju otak – tetapi kita jarang memperhatikan hal ini karena akan membuat tidak nyaman, atau Anda perlu menyesuaikan posisi Anda.

Tetapi ketika terkait dengan jalur keluarnya informasi motorik  – termasuk tindakan sukarela yang kita kontrol, seperti mengambil sesuatu – kita sadar akan fungsinya.

Namun, sama seperti informasi sensorik, aksi motorik dapat terjadi tanpa disengaja, seperti bernapas, atau otot yang menggerakkan makanan melalui sistem pencernaan kita.

3. Sekitar 20 persen darah di tubuh mengalir menuju otak

Mempertahankan fungsi otak, seperti halnya dengan semua jaringan hidup, bergantung pada pasokan oksigen dari darah. Otak menerima antara 15-20 persen darah dari jantung saat istirahat – tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi ini, termasuk usia, jenis kelamin, dan berat badan.

Bagi rata-rata pria, sekitar 70 mililiter darah dipompa mengelilingi tubuh per detak jantung. Oleh karena itu, sekitar 14 mililiter dikirim menuju otak per detak jantung, yang penting untuk mendapatkan oksigen ke sel-sel otak.

Sudah diketahui bahwa kebanyakan stroke – di mana pasokan darah ke area otak terganggu – terjadi di sisi kiri otak. Ini penting karena sisi kanan otak mengontrol sisi kiri tubuh dan sebaliknya.

Karena para peneliti telah menemukan lebih banyak stroke terjadi di sisi kiri otak – yang dapat memengaruhi fungsionalitas sisi kanan – orang kidal lebih mungkin menderita kehilangan fungsi dikarenakan stroke.

4. Operasi otak tidak sakit

Video viral seorang wanita yang memainkan biola sementara ahli bedah melakukan operasi untuk mengangkat tumor otaknya telah membuat banyak orang mengajukan banyak pertanyaan tentang otak kita. Meskipun ini mungkin tampak aneh, tetap terjaga selama operasi otak, sebenarnya lebih umum daripada yang dipikirkan orang.

Seringkali, operasi yang berhubungan dengan area “fungsional” otak – area yang bertanggung jawab untuk pergerakan, bicara, atau penglihatan – mengharuskan pasiennya untuk dibius total dan kemudian dibangunkan agar fungsi-fungsi ini dapat dinilai saat operasi berlangsung.




Anehnya, operasi yang sebenarnya tidak melukai otak sama sekali. Ini karena otak tidak memiliki reseptor khusus rasa sakit yang disebut nosiseptor. Satu-satunya bagian menyakitkan dari operasi adalah ketika sayatan mengenai kulit, tengkorak, dan meninges (lapisan jaringan ikat yang melindungi otak).

Bergantung pada sejumlah faktor, pasien mungkin mengalami anestesi umum atau lokal untuk prosedur ini.

5. Kerusakan otak dapat mengubah siapa kita

Sejumlah besar dari apa yang kita ketahui tentang otak berasal dari kesalahan. Salah satu kasus paling terkenal adalah kasus Phineas Gage. Dia dikenal sebagai pekerja yang bertanggung jawab dan terhormat. Tetapi ketika sebuah kecelakaan di tempat kerja menyebabkan batang logam menembus tengkoraknya, kerusakan pada lobus frontalnya menyebabkan dia menjadi kekanak-kanakan, tidak sopan dan impulsif.

Gage menunjukkan pada ilmuwan abad ke-19 bahwa kerusakan pada lobus frontal dapat menyebabkan perubahan kepribadian yang signifikan.

Kita juga tahu bahwa orang-orang yang kehilangan penglihatan diakibatkan kerusakan lobus oksipital – baik karena trauma, pertumbuhan tumor, atau stroke – masih dapat mempertahankan beberapa aspek penglihatan melalui sesuatu yang disebut “blindsight“.

Ini memberitahu kita tidak semua informasi visual masuk ke korteks visual di lobus oksipital. Orang-orang dengan kebutaan mungkin masih dapat mendeteksi informasi visual dan menavigasi saat berada di sekitar rintangan meskipun kehilangan penglihatannya.




Beberapa bahkan melaporkan bisa “melihat” emosi tertentu dan menggambarkan bagaimana perasaan mereka. Ini menunjukkan  betapa sangat saling terkaitnya funsi otak.

Meskipun para peneliti tahu banyak tentang otak dan apa fungsinya, kita masih punya banyak hal untuk dipelajari. Kita belum mengetahui apa yang dilakukan beberapa area otak lainnya – dan bagaimana berkomunikasi dengan bagian organ lainnya.


Adam Taylor , Profesor dan Direktur Pusat Pembelajaran Anatomi Klinis, Universitas Lancaster.

The Conversation