BAGIKAN

Sebuah lubang masif tiba-tiba muncul di tengah pertanian kedelai lokal di Coromandel, di Negara Bagian Minas Gerais, Brasil. Kawah tersebut berukuran sekitar 20 meter, sementara penduduk setempat tidak dapat menentukan kedalaman lubang yang berbentuk corong tersebut. Kawasan ini juga dikenal sebagai penambangan batu kapur dengan kadar murni, yang memungkinkan penyebab lubang raksasa yang baru terbentuk.

Ahli geologi dari Universitas Federal Uberlândia mengunjungi kawah tersebut untuk mempelajari penyebabnya dan menyimpulkan bahwa lubang tersebut kemungkinan merupakan sinkhole yang disebabkan oleh peleburan batuan dasar. Proses dimana sinkhole terjadi adalah kejadian alami dan dapat menciptakan topografi karst yang mengesankan seperti yang terlihat di Asia Tenggara. Di bawah ini adalah foto contoh ekstrem di mana lebih banyak tanah telah lenyap dibandingkan yang tersisa, sehingga di bagian puncaknya adalah daerah dimana tanah belum roboh karena sinkhole tersebut.

Hujan sedikit asam dapat menyebabkan sinkhole . Karena air yang bersifat asam tersebut meresap ke dalam tanah, seiring waktu, melarutkan kalsium karbonat –kapur- menjadi kalsium, karbon dioksida, dan air. Saat inilah batuan kapur  sebagai lapisan penahan tanah yang berada diatasnya menjadi lenyap sehingga lapisan tanah yang berada diatasnya tidak ada yang menopangnya lagi.

Inilah alasan mengapa kebanyakan pematung tidak menggunakan batu kapur untuk diukir, karena patung-patung itu tidak tahan diuji waktu dengan cara yang sama seperti marmer. Sebagai batu kapur (kalsium karbonat) larut itu meninggalkan rongga di bawah tanah dan akhirnya berat sedimen di atasnya menyebabkan daerah tersebut runtuh. Fitur runtuh ini yang dinamakan sinkhole.

Sementara petani setempat belum pernah mengalami kejadian ini terjadi di daerah tersebut sebelumnya, ini adalah kejadian yang diharapkan mengingat batuan dasar. Karena ini bukan pemandangan umum bagi penduduk setempat, beberapa di antaranya menghubungkan lubang berbentuk kerucut sebagai dampak meteorit.

Namun, profesor setempat mengesampingkan potensi penyebabnya sebagai dampak meteorit, yang menyatakan bahwa “Dampak meteorit juga dikesampingkan karena jika memang ada, tanah akan dilempar keluar dan bukan ditelan, seperti yang terjadi”.

Daerah ini sejak itu telah diisolasi, mencegah orang dan ternak jatuh dan terluka. Profesor mencatat bahwa objek wisata lokal, “Poço Verde / Green Well” kemungkinan merupakan lubang pembuangan tua yang sejak itu berubah menjadi danau kecil.