BAGIKAN
Parapuzosia seppenradensis. (Markus Schweiss/Wikimedia Commons/CC BY-SA 3.0)

Pada saat dinosaurus masih menguasai bumi, banyak hewan yang berukuran raksasa di daratan. Begitupun dengan beberapa hewan di lautan seperti ammonite (amon), sejenis moluska yang telah punah. Ukuran ammonite tidak seperti kebanyakan moluska saat ini. Mereka begitu besar, bahkan ada yang berdiameter hingga 2,5 meter.

Meskipun memiliki cangkang yang keras seperti nautilus, tapi ammonite lebih dekat kekerabatannya dengan cumi-cumi, sotong dan gurita. Muncul sejak periode Devon dan punah berbarengan dengan lenyapnya dinosaurus akibat hantaman asteroid.

Lalu, apa yang menyebabkan ammonite bisa berukuran sangat besar?

 

Untuk menjawabnya, para peneliti yang ingin mengetahuinya mempelajari sisa-sisa fosil 154 amon dalam berbagai ukuran. Tim internasional yang dipimpin oleh ahli paleontologi Christina Ifrim dari Universitas Heidelberg di Jerman berpikir bahwa hal itu kemungkinan untuk menghindari agar mereka tidak dimakan oleh mosasaurus air yang ganas.

Amon mungkin menghadapi tekanan evolusi atau tekanan seleksi sehingga memunculkan amon yang berukuran sangat besar. Tekanan seleksi adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan keberhasilan reproduksi di dalam suatu populasi. Keturunan dengan sifat-sifat yang paling cocok untuk bertahan dari tekanan tersebut akan lebih mungkin untuk bereproduksi dan mewariskan sifat-sifatnya itu kepada keturunannya.

Tekanan seleksi merupakan bagian dari seleksi alam. Seleksi alam adalah mekanisme, atau penyebab dari evolusi. Adaptasi adalah sifat fisik atau perilaku yang membuat suatu organisme lebih cocok dengan lingkungannya. Variasi yang dapat diwariskan berasal dari mutasi acak. Mutasi acak adalah penyebab awal dari sifat-sifat baru yang dapat diwariskan.

Predasi adalah pendorong utama tekanan evolusi. Tapi ada yang lain; penyakit, misalnya; iklim dan ketersediaan pangan juga dapat memainkan peran penting. Dan mungkin sulit untuk mengetahui mana yang mungkin berperan dalam evolusi suatu spesies jika informasinya langka.

Untuk amon raksasa Parapuzosia seppenradensis, informasinya cukup langka. Sulit untuk melakukan perbandingan dengan amon lain dari genus Parapuzosia, karena catatan fosilnya yang jarang. Mosasaurus, pemangsa teratas di laut Kapur, diketahui memangsa ammonoid.

Berdasarkan penelitian mereka terhadap hewan-hewan ini, tim menyimpulkan bahwa P. seppenradensis berevolusi dari P. leptophylla, setelah yang terakhir menyebar dari habitat kecil dan terbatas di lepas pantai Eropa barat hingga ke Teluk Meksiko barat.

Lebih dari 80 juta tahun yang lalu, P. seppenradensis berdiferensiasi dari nenek moyangnya, berkembang menjadi hewan yang bisa tumbuh jauh lebih besar ukurannya. P. leptophylla terbesar hanya berukuran 0,7 meter – masih besar, tetapi tidak seperti keturunannya yang berukuran raksasa.

Mustahil untuk membuat keputusan konklusif tentang mengapa makhluk-makhluk itu tumbuh begitu besar, tetapi tim mampu menebak. Meskipun ada beberapa perubahan iklim yang mungkin berperan, ini tidak cukup untuk menjelaskan seluruh perubahan ukuran. Jadi, untuk saat ini, ini hanya spekulasi.

Penelitian ini telah dipublikasikan di PLOS ONE.