BAGIKAN
pexels

Tidak semua konsumsi ganja dapat memberikan kesenangan. Bagi sebagian orang, ganja bisa mendatangkan manfaat yang tinggi. Sementara bagi sebagian yang lainnya, malah mengakibatkan efek samping kejiwaan yang serius.

Apakah seseorang bisa menikmati atau mendapatkan efek buruknya, mungkin itu tergantung pada apa yang telah dipengaruhi oleh sebuah wilayah di otak, para peneliti dari University of Western Ontario telah menentukan.

Efek psikologis ganja dapat berbeda pada setiap orang: beberapa orang mengalami efek yang sangat bermanfaat yang dapat menyebabkan ketergantungan pada obat, sementara yang lain mungkin mengalami paranoia, permasalahan kognitif atau peningkatan risiko terserang skizofrenia.

“Sampai sekarang, tidak diketahui wilayah otak mana yang bertanggung jawab atas efek ganja yang sangat berbeda ini,” kata Steven Laviolette dari Western’s Schulich School of Medicine & Dentistry.

“Penelitian terhadap hewan pengerat translasi yang dilakukan di lab kami telah mengidentifikasi wilayah target yang sangat spesifik di otak yang tampaknya secara independen mengontrol sifat adiktif yang menguntungkan dari ganja versus efek samping negatif psikiatrik yang terkait dengan penggunaannya.”

Studi ini, dipimpin oleh Laviolette dan Christopher Norris, baru saja diterbitkan diĀ Scientific Reports dan mengungkapkan wawasan baru yang kritis tentang bagaimana ganja dapat menghasilkan efek psikologis yang sangat beragam pada setiap orang yang berbeda.

Dengan melihat efek dari THC terhadap otak tikus, para peneliti menunjukkan bahwa THC, semacam senyawa psikoaktif utama dalam ganja, dapat menghasilkan efek yang sangat bermanfaat di bagian depan dari sebagian besar wilayah otak yang disebut nucleus accumbens.

Studi ini menunjukkan bahwa zat THC yang terdapat di area otak ini, tidak hanya menghasilkan efek yang sangat bermanfaat secara sendirinya, tapi juga memperkuat sifat ketergantungan dari obat opioid seperti morfin, dan meningkatkan pola aktivitas terkait upah (hadiah, penghargaan) pada sel saraf.

Sebaliknya, THC di daerah posterior nucleus accumbens menghasilkan efek yang sangat merugikan.

Di antaranya, lebih cenderung menimbulkan gejala kognitif dan emosional yang terkait dengan skizofrenia. Juga, terdapat pola aktivitas sel saraf yang mirip dengan yang ditemukan pada orang pengidap skizofrenia.

“Temuan ini penting karena semua itu menyarankan mengapa beberapa orang memiliki pengalaman yang sangat positif dengan ganja sementara yang lainnya memiliki pengalaman yang sangat negatif,” kata Norris.

“Data kami menunjukkan bahwa karena upah (reward) dan keengganan dihasilkan oleh area yang secara anatomis berbeda, efek yang berbeda di antara setiap orang kemungkinan karena variasi genetik yang mengarah kepada perbedaan sensitivitas dari masing-masing area.”